Ramai-ramai Bangun Pesantren
ANTUSIAS: Sejumlah siswa DTA Sirojul Falah tampak antusias melihat pembangunan pondok pesantren di Desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat. Jika sudah dibangun, ponpes itupun akan diberi nama Sirojul Falah.
Warga Wanasari Patungan Rp150 Juta
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Warga Desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat, gotong royong membangun pesantren di Kampung Nyakokot RW 08, di atas tanah seluas 1000 meter. “Lahan 700 meter merupakan tanah wakaf dari salah satu warga di sini, 300 meter sisanya tanah yang dibeli dari hasil iuran warga,” terang Mulyadi, selaku penggagas didirikannya pesantren di desa tersebut, Rabu (18/12).
Mulyadi yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Telukjambe Barat mengatakan, pembangunan pesantren tersebut juga tidak lepas dari antusias dan dorongan warga Wanasari, dan para tokoh masyarakat. Selama ini mereka menginginkan adanya pesantren yang memang belum ada di desa tersebut. Antusias mereka juga terlihat dengan terkumpulnya uang senilai Rp150 juta hanya dalam waktu dua minggu, yang didapat dari sumbangan warga untuk pembelian lahan. “Kemarin pas kerja bakti juga mereka sangat antusias, semangat semua,” ceritanya.
Ia memaparkan, tujuan dibangunnya pesantren untuk membentuk sumber daya manusia di Wanasari yang beriman dan bertakwa. Selain itu, karena di lingkungan Desa Wanasari terdapat SMP dan SMA, hadirnya pesantren diharapkan dapat lebih mengarahkan pergaulan para siswa lebih giat mengaji ketimbang sekadar bermain. Ia juga berharap nanti para santri dapat baca tulis Alquran, berakhlak mulia serta rajin beribadah. “Kami ingin menciptakan lingkungan santri di tengah-tengah kota industri,” tambahnya.
Pesantren tersebut diberi nama Sirojul Falah, nama yang sama dengan Yayasan Pendidikan Islam yang telah lebih dulu ada di Desa Wanasari, namun hanya memiliki unit DTA. Pesantren Sirojul Falah direncanakan memiliki satu gedung asrama dua lantai, yang dapat menampung sedikitnya 120 santri. Selain itu akan ada tiga ruang kelas, satu aula serba guna, ruang guru dan rumah untuk para pengasuh pesantren.
Adapun biaya untuk pembangunan pesantren ini akan dibantu oleh Pemerintahan Desa Wanasari, untuk dicarikan sumbangan dari para donatur. Kepala Desa Wanasari Sukarya WK yang juga sebagai penangung jawab pembangunan pesantren, berharap banyak perusahaan yang memberi bantuan melalui dan CSR. “Sejauh ini baru ada satu perusahaan yang berpartisipasi, berupa pemberian tanah untuk pengarugan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hadirnya pesantren mengurangi kekhawatirannya pada generasi muda, jika tidak dibekali pendidikan agama. Ia menilai pendidikan agama di sekolah yang hanya empat jam dalam seminggu, dirasa kurang sehingga perlu ada pesantren. (cr5)