Remaja Pucung Diduga Diculik

- Pamit Tes Bahasa Jepang
KOTABARU, RAKA – Salah seorang remaja Widia Angreani (18), warga Dusun Bakan Tambun, Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru diduga diculik. Sudah satu hari dia tidak pulang ke rumah.
Awalnya, Widia izin kepada orang tuanya untuk mengikuti tes bahasa Jepang selama tiga bulan. Lulus atau tidak tes tersebut, Widia menyebut tetap mendapatkan tunjangan sebasar Rp 2 juta rupiah selama di tempat tes. Namun, hal itu membuat was-was dan khawatir kedua orang tua. Pasalnya, siswa yang baru lulus di bangku SMK ini sulit dihubungi, baik via ponselnya maupun media sosial.
Wandi Suardi (42) orang tua Widia, menyampaikan, anak tercintanya diduga diculik oleh orang yang tidak dikenal. Pasalnya, selama satu hari Widia tidak pulang ke rumah. “Orang tua mana yang gak khawatir, anaknya gak pulang-pulang ke rumah. Pastinya cemas, takut terjadi apa-apa sama anak saya,” ujarnya, kepada Radar Karawang, saat membuka laporan ke Polsek Kotabaru, Jumat (21/6) kemarin.
Pihaknya meminta kepada pihak kepolisian untuk membantu mencari anaknya. Dia menceritakan, anaknya meminta izin pergi untuk tes bahasa Jepang bersama temannya, didamping guru pembimbang di sekolahnya. “Sebelumnya minta izin dulu sih, katanya berangkatnya gak sendirian didampingi sama guru pembimbingnya. Dia berangkat dari rumahnya sendirian pada hari Kamis (20/6) jam 12:00 WIB. Pada esok harinya, tepatnya hari Jumat jam 12:00 WIB dia menelpon. Bilangnya ada di pelabuhan. Handphone nya langsung gak aktif, dan akun medsosnya juga tidak aktif,” jelasnya.
Ia berharap, kepada pihak kepolisaan untuk bisa membantu, agar anaknya bisa pulang kembali dengan selamat. “Semoga, pihak kepolisian bisa membantu, khawatir sama anak saya terjadi kenapa-kenapa,” harapnya.
Brigpol Yanto Sugihato, anggota Polsek Kotabaru menyampaikan, pihaknya tidak menulis laporan. Karena kronologi yang diceritakan, belum satu kali 24 jam, bahkan anaknya masih bisa berkomunikasi sama orang tua nya. “Kalau udah tidak ada kabar sama sekali dan sudah 1 X 24 jam kami bisa menulis LP. Walaupun demikian akan tetap membantu,” akunya.
Selain itu ia menilai, jika kronologi yang diceritakan seperti itu Widia bukan hilang melainkan diculik. “Banyak faktor kemungkinan jika mendengar kronologinya. Soalnya apa yang sampaikan Widia sama ayahnya tidak jujur. Yang udah-udah, wanita yang udah lulus sekolah bukan hilang, biasanya pergi bareng sama pacarnya,” pungkasnya.(acu)