Uncategorized

Sampah Kalijurang Masih Menggunung

MELINTAS : Pengendara sepeda motor saat melintasi sampah yang ada di jalan Kalijurang.

PURWASARI, RAKA – Meski warga Dusun III, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari mulai ada kesadaran untuk melakukan iuran bulanan pengolahan sampah sejak hampir setahun ini, namun nyatanya sampah di tepian lapang Kalijurang masih menggunung. “Hampir setahun kita sudah lakukan iuran untuk penarikan sampah, langsung diangkut ke Jalupang,” terang Kepala Dusun III Satari, Kamis (6/2).

Dia mengakui, dulu warganya memang kerap membuang sampah ke Kalijurang, namun hampir 1 tahun ini telah berjalan program iuran pengolahan sampah tersebut. Setiap bulannya per kepala keluarga membayar Rp35 ribu, namun jika yang bersangkutan mempunyai usaha warung, maka iuran yang mesti dibayar sebesar Rp50 ribu.

Beda halnya jika ada keluarga yang mengadakan hajatan, mereka harus membayar Rp400 ribu untuk urusan sampah. “Karena yang hajatan kan sampahnya memang lebih banyak,” terangnya lagi.

Mengenai masih menggunungnya sampah di Kalijurang, Satari mengatakan, hal tersebut ulah dari warga luar dusunnya. Mereka biasanya datang ke tempat pada malam hari agar tidak diketahui warga. Pihaknya mengklaim telah beberapa kali memasang plang larangan membuang sampah namun hal tersebut nampaknya sama seklai tidak digubris.

Warga dusunnya juga merasa dirugikan, selain memang tumpukan sampah yang menggunug tersebut menimbulkan bau tidak sedap, mereka juga merasa rugi telah membayar uang iuran sampah. “Seolah jika Kalijurang masih menjadi pembuangan sampah buat apa mereka selama ini membayar, mending ikut membuang di tempat tersebut,” ujarnya.

Program penarikan sampah masih berjalan, 3 kali dalam seminggu 1 unit truk sampah rutin mengangkut sampah dari lingkungan tersebut. Sementara itu Sekretaris Desa Purwasari Ade Wahyu mengakui sampah menjadi persoalan di desanya. Masalah ini bukan hanya di Kalijurang melainkan juga di Kampung Pegadungan.

Terkait Kalijurang, dikatakannya, Satgas Citarum setahun yang lalu datang untuk membahas masalah tersebut hingga akhirnya diputuskan untuk diadakan iuran.

Pihak PUPR juga sempat datang untuk meninjau pembuatan bak sampah agar lebih tertata, namun hal itu terkendala status tanah milik pribadi yang sampai saat ini belum memberi tanggapan.

Menurutnya, sampah-sampah tersebut bersumber dari para pendatang baru yang sekadar mengontrak dan enggan membayar iuran. Selain itu banyak pedagang yang nakal dan membuang sampah begitu saja di Kalijurang. “Nanti setelah terpilih kepala desa yang baru bakal dimusyawarahkan,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button