Sampah Liar di Belakang Sekolah
KOTABARU, RAKA – Tumpukan sampah di belakang Sekolah Dasar Negri (SDN) Pucung II, bisa menjadi probrem baru. Bukan tidak mungkin akan menjadi wabah penyakit.
Kegiatan belajar mengajar dapat terganngu dengan aroma bau tak sedap, sehingga para peserta didik kurang efektif dalam mencerna materi yang disampaikan oleh guru.
Iip Saepudin, salah satu guru SDN Pucung II mengatakan, tempat sampah liar yang berada di belakang tempatnya mengajar semakin menjadi-menjadi. “Sampahnya semakin banyak, aroma bau tak sedap kecium sampai ke sekolahan, sangat menggu efektifitas siswa dalam mengikuti KBM di sekolan,” ucapnya, kepada Radar Karawang.
Jika hal itu dibiarkan secara berlarut-larut, maka bukan tidak mungkin akan muncul permasalahan baru, yaitu wabah penyakit. “Permasalahan ini harus segera teratasi, kasihan sama para peserta didik, dikhawatirkan mudah terserang penyakit,” tuturnya.
Ia menyarankan, seharusnya pemerintah bisa menyediakan tempat pembuangan sampah di berbagai titik serta membuat regulasi aturan khusus bagi pelaku yang membuang sampah sembarangan. Selain itu harus menyedidakan mobil sampah untuk mengagkutnya. “Pemerintahnya harus lebih peka dalam mengatasi persoalan sampah, karena permasalahan sangat besar,” imbuhnya.
Dirinya berharap, sampah yang ada di belakang sekolah segera diangkut dan lokasinya dipagar. Bila perlu ada aturan khusus bagi pelaku yang tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarang untuk memberikan efek jera. “Kasiah masyarakat dan para pelajar kalau dibiarkan terus menerus,” ungkapnya.
Sekretaris Desa Pucung Julaeha menilai, banyaknya tumpukan sampah di belakang SDN Pucung II, merupakan ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Baik warganya sendiri maupun dari luar daeranya.
Dia juga mengaku tidak rela ada tempat pembuangan sampah liar, apalagi dekat sekolah, kasihan para pelajar dan guru yang ada di sekolah tersebut setiap hari harus mencium orama bau tak sedap. “Jika hal ini terus dibiarkan maka akan mengganggu efektitas belajar dan warga yang melintasi jalan tersebut. Karena sampah itu adalah wabah penyakit,” ungkapnya.
Diakuinya, pihaknya sudah mengajukan surat ke Dinas DLHK untuk melakukan pemagaran dan memangkut sampah yang ada di tempat tersebut. Julaeha juga meminta warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena akan mengakibatkan banyak permasalahan. “Rencananya sih mau ada pengankutan dan pemagaran ke Dinas DLHK. Untuk waktunya kurang tahu. Saya juga berharap, agar warga tidak membuang sampah sembarangan,” pungkasnya. (acu)