Sayuran Lokal Nikmat
JUAL SAYURAN: Pedagang di Pasar Rengasdengklok menunggu pelanggan.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Di kalangan pedagang Pasar Rengasdengklok, ada fenomena menarik antara pertarungan sayuran impor dan lokal.
Menurut mereka, sayuran lokal justru lebih laku terjual dibanding impor, karena rasanya yang lebih enak dan murah. Hendar (55) pembeli warga Desa Sumerja Pacing Lio Pebayuran mengaku kualitas lokal lebih bagus dari impor, karena barang lokal aromanya lebih sedap. “Barang lokal masih segar, standar, harga juga normal,” katanya.
Andrian (26), pedagang sayuran yang belanja di Pasar Induk Cikopo mengaku, di Pasar Induk Cikopo banyak barang impor. Namun dia lebih mengambil barang lokal seperti jahe, bawang dan cabai rawit, karena masyarakat lebih terbiasa menggunakan barang lokal. “Disamping kebiasaan, rasa sayuran lokal juga lebih sedap dan wangi,” katanya.
Ia melanjutkan, sayuran impor seperti bawang bombai dari India lebih murah dibanding bawang lokal. “Bawang lokal disini ngecer sempat Rp40 ribu per kilogram,” jelasnya.
Menurutnya, Kumis (51) pedagang sayuran mengaku lebih memilih wortel, cabai merah dan cabai rawit lokal dibanding impor. “Harganya jauh lebih mahal (impor),” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Meski begitu, Kumis mengaku akan memilih barang impor jika selisihnya hanya Rp2 ribu. Sebab kualitas sayuran impor lebih bagus dibanding lokal. “Apalagi kalau musim hujan, impor lebih berkualitas dan terjaga dibanding sayuran lokal,” ujarnya.
Ia melanjutkan, harga wortel impor lebih mahal tiga kali lipat dibanding wortel lokal. “Karena tidak laku banyak barang impor di Pasar Induk Cibitung tidak laku karena harganya mahal,” katanya. (mra)