Sempat Langka, Stok Pertalite Kembali Aman
KARAWANG, RAKA – Kelangkaan pertalite di sejumlah daerah beberapa hari yang lalu pun pernah terjadi di Kabupaten Karawang. Salah satunya SPBU 3441328 yang berlokasi di depan Rumah Sakit Mandaya pun pernah mengalami kekosongan pertalite hingga tiga hari.
Hal itu karena keterlambatan pengiriman pertalite dari depot Cikampek. Selain itu meningkatnya permintaan dari masyarakat. “Sempat dua sampai tiga hari langka di sini. Masyarakat pun protes karena pertalite langka dan harga pertamax tinggi. Karena delivery order dari Cikampek telat dan peningkatan permintaan dari masyarakat banyak,” ujar Ma’sum, supervisor SPBU 3441328, Rabu (6/4).
Ia menambahkan, saat terjadi kelangkaan pihak SPBU mengatasi dengan cara menghubungi pihak depot Cikampek agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman. Saat ini, pihak SPBU telah memiliki ketersediaan pertalite sebanyak 30.000 kiloliter. Menjelang Idul Fitri jumlah masyarakat yang mencari pertalite mengalami peningkatan. Pihak SPBU melakukan pembelanjaan pertalite sebanyak 24.000 kiloliter. Ia pun memiliki harapan agar harga pertamax tidak mahal. Hal ini supaya masyarakat tidak mengalami kesusahan saat pertalite menjadi langka. “Ada protes dari masyarakat karena pertamax harganya tinggi dan pertalite langka. Kita berusaha keras agar pengiriman di perlancar. Stok yang kami miliki hanya bertahan hingga dua hari. Saya belanja setiap hari untuk mencukupi permintaan dari masyarakat. Ramadhan ini melonjak sih untuk pertalite. Kalau setiap hari sih kita belanja 24.000 kiloliter,” ungkapnya.
Ade Wahyudi, salah satu tukang ojek memaparkan, ia kesulitan saat pertalite langka dan menghambat aktivitasnya saat bekerja. Ia meminta agar pertalite tidak langka kembali dan harga pertamax dapat diturunkan. Ia menduga jika ada unsur politik dalam kelangkaan pertalite dan kenaikan harga pertamax. “Bikin susah untuk cari uang, apalagi saya kan hanya tukang ojek yang penghasilannya ga nentu. Kalau pertalite ga ada sedangkan harga pertamax juga mahal banget kan buat saya jadi mengurangi jumlah pembelian bahan bakar untuk motor saya. Dugaan saya sih karena ada permainan politik dari para pemegang kekuasaan di pusat,” pungkasnya. (nad)