Uncategorized

Seribu Pusaka Dipamerkan

CILAMAYA WETAN, RAKA – Pusaka Masuk Warangka, jadi tema utama kirab seribu pusaka yang digelar Paguyuban Ikatan Masyarakat Cilamaya (Ismaya) di komplek halaman kantor Camat Cilamaya Wetan, Minggu (10/2). Kegiatan milad paguyuban yang dihadiri para seniman dan budayawan tersebut, juga dihelat dengan kegiatan sosial seperti santunan masal anak yatim dan hiburan rakyat.

Ketua Paguyuban Ismaya Adi Heryanto mengatakan, pusaka masuk warangka merupakan filosofi yang pada dasarnya merupakan ajakan kepada warga, seniman, budayawan dan yang memiliki prestasi agar kembali ke asal, begitupun jati dirinya yang bukan merupakan kepribadiannya harus ditinggalkan dan masuk sebagai pribadi sendiri.

Dirinya mengajak semua budayawan, seniman dan paguyuban Sunda untuk sama-sama mengarak pusaka-pusaka leluhur yang didapat dari hasil penarikan, dan penemuan di alas ini secara berjamaah sekaligus hiburan untuk masyarakat. Sebab, pusaka dari mulai keris, kujang, tombak dan pedang ini dipamerkan sebelum diarak dengan rute Cilamaya-Pertamina Gas. “Iya ada seribu lebih pusaka leluhur yang dihimpun dari berbagai daerah di Jawa Barat. Kita arak dengan kirab keliling kampung di Cilamaya,” katanya kepada Radar Karawang.

Camat Cilamaya Wetan Hamdani mengatakan, kegiatan ini menginspirasi semua pihak, termasuk anak-anak muda agar bisa lebih mencintai kebudayaan dan warisan leluhur. “Kita harap kegiatan ini bisa digelar rutin setiap tahun, karena bukan saja hiburan tetapi juga penambah wawasan bagi para generasi muda soal kebudayaan dan kesenian daerah,” ungkapnya.

Kabid Kebudayaan Disparbud Provinsi Jawa Barat Wahyu mengatakan, saat ini regulasi untuk kemajuan kebudayaan sudah ada, yaitu Undang Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Seni dan Budaya. “Kebudayaan ini harapannya besar, mulai dari nilai tradisi, kampung adat, masyarakat adat, kaulinan budak lembur, sastra dan lainnya, dan ini semua disinergikan,” tuturnya.

Masyarakat sebut Wahyu, jangan selalu mengandalkan anggaran murni dari pemerintah daerah, karena komunitas-komunitas kesenian dan budaya juga bisa dilakukan pagelarannya dengan swadaya seperti yang dilakukan Paguyuban Ismaya. Memang, keberhasilan seni dan budaya tidak bisa dilepaskan dari beberapa aspek, mulai pemerintah, pengusaha, akademisi dan komunitas, juga ada peran pers yang memberikan informasi positif sebagai wahana edukasi bagi masyarakat. “Cilamaya dan Karawang pada umumnya memenuhi potensi ini. Saya harap pagelaran swadaya dari komunitas dan paguyuban ini semakin banyak dan maju di Jawa Barat,” katanya.

Hadir dalam kegiatan kirab pusaka tersebut, selain Kadisbudpar Karawang, sejumlah paguyuban dan komunitas budayawan dari Serang, Banten, Jakarta, Subang, Karawang, Sukabumi, Majalengka juga Cirebon. Nampak pula, para pengurus DPW Front Pembela Islam (FPI) Karawang. (rud)

Related Articles

Back to top button