Uncategorized

Sibuk dengan Dapur Umum

DIBERSIHKAN : Proses pembersihan beras dari gabah sebelum dimasak.

CILAMAYA WETAN, RAKA – Nampaknya setiap desa di Kabupaten Karawang sedang disibukan dengan dapur umum dan beras kiriman pemkabnya. Meskipun tak seluruhnya, namun fenomena dapur umum untuk warga korban virus Covid-19 ini tengah ramai digelar.

Salahsatunya di Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan. Untuk memenuhi kewajiban pemkab Karawang, pemerintah desa bakal disibukan dengan olahan nasi dan lauk pauknya, untuk selanjutnya dibagikan kepada masyarakat. “Untuk dua hari ke depan, kita siapkan nasi boks untun 2000 masyarakat,” ujarnya, Kades Rawagempol Wetan H Udin Abdulghani.

Menurutnya, proses pembagian nasi boks berserta lauk pauknya kepada masyarakat ini telah ia rencanakan jauh-jauh hari, ketika pemkab mulai mengintruksikannya. Meskipun harus menambah budget, ia tidak begitu terbebani, karena merasa terbiasa. “Dah biasa nombok terus. Lagian buat warga kita ini,” ujarnya.

Karena dengan beras kurang lebih dua kwintal, ia rasa tidak akan cukup untuk masyarakatnya sedesa. Maka dari itu, ia siapkan budget lebih untuk menambah lauk pauknya. Adapun desa lain yang tidak membuat dapur umum, itu haknya masing-masing. “Kita hanya menjalankan perintah saja,” terangnya.

Sementara di Desa Karangtanjung, Kecamatan Lemahabang, beras hasil bantuan Pemkab Karawang yang disebut kurang baik kualitasnya, turun sekitar 2 kwintal di setiap desa tidak langsung di masak.

Kades Karangatanjung, Juhari memilih menukar beras medium tersebut ke pabrik penggilingan gabah seharga Rp6000 per kilogramnya, sementara untuk konsumsi masyarakat lewat Gerakan Nasi Bungkus (Gasibu), dia membeli beras premium seharga Rp9000 di penggilingan beras tersebut. “Karena gak layak konsumsi, jadi ya tuker tambah saja. Beras Pemda dijual seharga Rp6000, dan beras untuk konsiumsi saya beli seharga Rp9000 per kilogramnya,” katanya.

Ia menjual beras medium itu juga diikuti oleh Kades lainnya di Lemahabang, karena semuanya sama-sama untuk konsumsi masyarakat yang berada di sekitaran pasar Wadas. Sebagai wahana takjil supaya lebih afdhol. “Kades lainnya mengikuti ikut tukar tambah di pabrik gabah yang ada di Karangtanjung ini,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button