Uncategorized

Siswa MI Miftahul Huda Berpakaian Santri

CILAMAYA KULON, RAKA – Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda di Dusun Kopo Timur, Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada Senin 22 Oktober, memakai sarung dan peci hitam ala santri dalam kegiatan belajar mengajar tiga hari terakhir.

Kepala MI Miftahul Huda Muktijaya AZ Mapahir mengatakan, para siswa MI dianjurkan menggunakan simbol-simbol ciri khas santri, yaitu bersarung dan berpeci hitam sebagai wujud syukur atas keberadaan santri di berbagai pelosok Indonesia. “Suasana berubah selama tiga hari terakhir. Siswa harus menggunakan simbol santri sampai 22 Oktober,” ujarnya kepada Radar Karawang.

Ia melanjutkan, anjuran ini memberi ruang dan memotivasi siswa agar mempunyai semangat mengaji. Dan setelah lulus agar melanjutkan ke pondok pesantren. “Kita beri arahan bukan pakaiannya saja, tapi semangat menjadi santrinya,” katanya.

Haerudin, ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Cilamaya Kulon mengatakan, momen Hari Santri bagi pendidikan madrasah, menjadi wajib. Sebab, madrasah adalah pendidikan formal yang sistemnya menyerupai pondok pesantren, apalagi kurikulum juga soal pendalaman keagamaan anak, seperti tauhid, Fiqh, Quran Hadits hingga tarikh Islam. “Legalitas Hari Santri 22 Oktober adalah sejarah panjang yang sudah ditorehkan, karena pengakuan santri oleh pemerintah adalah sudah sewajarnya. Sebab santri dan kiai ikut serta memperjuangkan kemerdekaan RI lewat Resolusi Jihadnya,” ungkapnya. (rud)

Related Articles

Back to top button