Sosialisasi dan Edukasi Strategi Pengembangan dengan Analisis SWOT untuk UMKM Kerupuk Kulit di Karawang
Menurut persepsi masyarakat, perguruan tinggi adalah (a) pusat pengkajian danpengembangan IPTEKS,
(b) pusat pembaharuan dan modernisasi, (c) pusat kebudayaanmasyarakat yang memiliki perguruan tinggi itu, (d) sumber pakar dan status sosial, serta (e) sumber belajar mahasiswa. Agar persepsi masyarakat tentang perguruan tinggitersebut dapat dipenuhi, maka perguruan tinggi harus manunggal dengan masyarakat danbanyak berbuat untuk kepentingan masyarakat yang merupakan kelompok penggunaIPTEKS di luar perguruan tinggi, sekaligus memanfaatkan mereka sebagai mitra dalampengembangan dan penerapan IPTEKS tersebut. Oleh sebab itu, pengabdian kepadamasyarakat yang dilakukan oleh perguruan tinggi, orientasinya harus lebih diarahkanpada usaha pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus diarahkan padaupaya pembinaan IPTEKS dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Secara filosofis, pengertian tentang pengabdian kepada masyarakat dapat berkembangdan dikembangkan, sesuai dengan persepsi dan tergantung pada dimensi ruang danwaktu. Koswara (1989) menyatakan bahwa pengabdian kepada masyarakat olehperguruan tinggi adalah pengamalan IPTEKS yang dilakukan oleh perguruan tinggisecara melembaga melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat yangmembutuhkannya, dalam upaya mensukseskan pembangunan dan mengembangkan manusia pembangunan menuju tercapainya manusia Indonesia yang maju, adil dan sejahtera [1].
Tema dari pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tahun 2021 ini adalah Sosialisasi dan Edukasi Strategi Pengembangan dengan Analisis SWOT untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangka meningkatkan angka penjualan pada pengusaha kerupuk kulit di Desa Sukaluyu dan Desa Adiarsa Kabupaten Karawang. UMKM adalah sektor yang potensial untuk dikembangkan guna berkontribusi dalam perekonomian daerah. Menurut data dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (KEMENKOPUKM RI) jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2019 mencapai angka 65.471.134 [2]. sementara di Karawang jumlah UMKM pada tahun 2019 mencapai 44.035 UMKM dan menurut Dinas Koperasi dan UMKM mayoritas UMKM di Kabupaten Karawang ini bergerak di sektor makanan dan minuman [3] [4]. Salah satu UMKM yang banyak tersebar di daerah Karawang adalah Produksi Kerupuk Kulit, diantaranya yang berada di Desa Sukaluyu dan Desa Adiarsa.
Dalam praktik usahanya kelompok UMKM Kerupuk Kulit masih berfokus pada penjualan secara konvensional, belum kepada proses pengembangan usaha pada aspek lain. Sehingga posisi UMKM berada pada tingkat yang tetap dan sulit untuk berkembang, khususnya pada proses pemasaran. Dalam rangka pengembangan pada kelompok UMKM Kerupuk Kulit maka perlu dilakukan analisis guna mencapai perluasan penyebaran produknya. Perencanaan strategi pemasaran yang baik dimulai dari mengetahui faktor internal dan eksternal dari usaha itu sendiri [5]. Sehingga pada tahap selanjutnya dapat dilakukan perumusan dan identifikasi strategi yang dapat dilakukan dalam rangka memaksimalkan pemasaran dan
mengembangkan usaha pada UMKM. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan proses bisnis yang terjadi pada kelompok UMKM Kerupuk Kulit, khususnya pada proses pemasarannya.
Salah satu analisis yang dapat digunakan kelompok UMKM Kerupuk Kulit dalam mengembangkan ushanya adalah dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan alat formulasi strategi yang menganalisis dan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), peluang (opportunity), namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats), [6]. Selain itu penggunaan matriks Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) yang berkolaborasi dengan analisis SWOT diharapkan mampu memberikan analisis strategi pemasaran yang terbaik. Beberapa keuntungan yang didapatkan dalam penggunaan matriks QSPM seperti strategi yang ada akan diperiksa secara beruntut. Selain itu juga jumlah strategi yang dapat dianalisis secara sekaligus tidak dibatasi jumlahnya [7].
Upaya penyelesaian masalah yang dihadapi oleh mitra dalam pelaksanaan PKM ini dilakukan melalui beberapa pendekatan, seperti observasi lapangan, serta dialog dan koordinasi dengan pihak pemerintah desa dan kelompok UMKM Kerupuk Kulit. Secara umum, PKM Tahun 2021 ini dilaksanakan oleh mahasiswa secara daring (online).
Kontribusi dan partisipasi yang diberikan oleh mitra selama pelaksanaan kegiataan PKM ini adalah penyediaan data-data yang dibutuhkan, penyediaan tempat pelaksanaan kegiatan, dan penyediaan peserta untuk mengikuti kegiatan sosialisasi dalam PKM.
Secara umum, target yang disasar dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini adalah sebagai berikut: Masyarakat Desa Sukaluyu Kecamatan Telukjambe Barat dan Desa Adiarsa Barat Desa Karawang Timur Karawang, khususnya anggota kelompok UMKM Kerupuk Kulit, dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai analisis dalam upaya pengembangan usaha khususnya menggunakan analisis SWOT. Anggota kelompok UMKM Kerupuk Kulit dapat menerapkan analisis ini dan mengembangkan usahanya. Luaran wajib pengabdian kepada masyarakat ini berupa artikel pada jurnal nasional. Draft manuskrip sedang dalam proses finishing. Luaran tambahan dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa berita dimedia baik cetak atau elektronik.
Dari kegiatan yang sudah dilakukan maka didapatkan hasil yang dicapai, diantaranya sebagai berikut: Melalui sosialisasi dan edukasi strategi pengemabangan dengan analisis SWOT, kelompok UMKM Kerupuk Kulit dapat memahami prosedur analisis guna mengembangkan usaha. Analisis SWOT adalah analisis yang sederhana sehingga kelompok UMKM dapat dengan mudah memahaminya. Melalui analisis tersebut kelompok UMKM selanjutnya dapat mengembangkan usahanya dengan logika pada analisis SWOT. (rls)