Uncategorized

Sudah Banyak Siswa Mengerti Bahasa Jepang

KUTAWALUYA, RAKA – Empat bulan sudah SMK Ristek Karawang dan SMK Perbankan Indonesia menjalankan program Nihongo Partner dengan menghadirkan staf pengajar langsung dari Osaka-Jepang. Program itu kerjasama yang terjalin dengan The Japan Foundation.

Nihongo partner merupakan program yang mendukung pendidikan bahasa Jepang di negara-negara ASEAN dengan kegiatan pengenalan bahasa dan budaya jepang di dalam maupun di luar kelas. “Kehadiran Nihongo Partner membantu sekolah, terutama peserta didik untuk mempermudah belajar bahasa, budaya dan pengetahuan negara Jepang,” ucap Kepala SMK Perbankan Indonesia Bambang Pranowo, kemarin.

Menurut Bambang, program itu juga membuat wawasan peserta didik menjadi bertambah luas dan lebih termotivasi. Salah satunya memberikan kepercayaan diri untuk berani melangkah memperjuangkan cita-citanya. Program inipun dilakukan dengan jarak waktu yang ditentukan, yakni tujuh bulan. Kendatipun pihaknya telah melaksanakan Nihongo Partner selama empat bulan. “Kedepannya, Nihongo Partner tetap berlanjut dan akan berkesinambungan melalui pergantian guru bahasa Jepang yang baru,” ucapnya.

Selain itu, alumni-almuni yang akan mengikuti program magang ke Jepang lebih terangkat moralnya, karena memiliki referensi yang sangat baik buat bekal persiapan ke negeri sakura itu. Seperti diakui alumni SMK Perbankan Indonesia, Ayu Tantiana. Saat ini dia telah mempersiapkan diri untuk bertolak ke Jepang. Berbagai proses telah ia lalui untuk keberangkatannya tersebut.

Menurutnya, seleksi keberangkatan ke Jepang lumayan ketat. Terbukti, dari belasan siswa seangkatannya yang telah lolos tes tahap pertama, saat ini tersisa 5 orang saja. “Tinggal nunggu tes berikutnya, mudah-mudahan bisa lolos dan pergi ke Jepang,” katanya.

Namun, tidak semua temannya yang membatalkan pergi ke Jepang akibat tak lolos tes. Sebagian besar, mereka tak sabar dengan waktu yang ditetapkan. Pasalnya, teman-temannya lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang ada di Karawang daripada menunggu tes berikutnya.

Sementara, menurut staf pengajar Bahasa Jepang, Yoshimura Tomoko, ia telah menghabiskan waktunya selama empat bulan di Indonesia sebagai guru bahasa Jepang di SMK Perbankan Indonesia dan Ristek Karawang. Uniknya, selama ia mengajar, tak sulit untuk menyampaikan pelajarannya. Karena sudah banyak siswa yang mengerti bahasa Jepang, meskipun di nilai sulit untuk mengucapkannya. “Walapun gak bisa ngucapin, rata-rata siswa mengerti apa yang saya ucapkan,” ujarnya.

Selanjutnya, pembelajaran yang ia berikan cukup beragam, bukan hanya bahasa, dan kaligrafi Jepang tetapi juga cara membuat teh hijau. Ia pun mengatakan, secara budaya sangat jauh berbeda antara Jepang dan Indonesia, terutama sisi kedisiplinan. “Pokoknya semuanya berbeda, terutama disiplin. Sementara untuk pelajarannya, dari sisi kebudayaan belum diajarkan,” katanya. (rok)

Related Articles

Back to top button