Sudah Dua Kali Warga BMI Terendam
CIKAMPEK, RAKA – Dalam sepekan terakhir, warga Perum BMI Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek sudah dua kali terendam, terakhir Sabtu (16/2) pagi. Ratusan rumah terendam akibat luapan Sungai Cikaranggelam ini.
Sebelum banjir, Jumat (15/2) malam terjadi hujan deras, kemudian Sabtu (16/2) sekitar pukul 06.00 WIB air sudah masuk ke Perumahan BMI dan menggenangi rumah warga, pukul 13.00 WIB air sudah mulai surut. Air berasal dari Situ Kamojing melalui Sungai Cikaranggelam. “Air kiriman itu. Dari Kamojing kan semalamnya hujan lumayan lama. Makanya pas pagi air meluap ke perumahan,” kata Yayan Ruhyan, Ketua RT 01 BMI 2.
Diteruskannya, ada lebih dari 100 rumah yang terendam di dari dua blok di BMI 2. “Kalau yang sampai masuk ke rumah hanya sebagian rumah. Tidak semuanya,” katanya.
Yayan juga mengatakan, banjir sudah 2 kali terjadi dan dialami olehnya dalam satu pekan terakhir. “Pokoknya 3 hari sebelum banjir yang kemarin juga ada banjir. Bahkan lebih tinggi. Ke rumah saya juga masuk. Yang pertama air datang pas malam hari,” ungkapnya.
Warga lain Deni mengatakan, di BMI 1 juga banyak yang terkena banjir bahkan sampai masuk ke rumah. “Sama kena banjir juga. Blok I, blok G sama blok J pokoknya kena banjir. Surut pas jam 12 siang,” ujarnya.
Angga salah seorang pelajar di perumahan BMI 1 mengungkapkan, ia sering sekali tidak masuk sekolah setiap adanya banjir di perumahannya. “Udah langganan banjir. Sekolah juga ya libur. Tapi kemarin kebetulan hari Sabtu jadi lagi libur sekolahnya,” katanya.
Sementara Jejen Jaenal Arifin, Kepala Desa Dawuan Tengah mengatakan, banjir yang terjadi pada Sabtu kemarin karena dangkalnya Situ Kamojing, sehingga tidak cukup untuk menampung air. “Selain itu. Sipon Karanggelam juga belum selesai. Makanya air meluap ke pemukiman warga,” kata Jejen.
Ia juga menjelaskan, ada 3 wilayah di desanya yang terkena banjir karena air kiriman dari Kamojing. “Perumahan BMI, Torojog, dan Kampung Sawah yang terkena banjir. Tapi alhamdulillah sekarang sudah surut,” pungkasnya.
Sementara Dian Nugraha, seorang kader lingkungan menambahkan, banjir yang terjadi di Perumahan BMI sudah menjadi banjir musiman yang setiap tahun selalu terjadi. Banjir tersebut karena adanya kiriman air dari Kamojing dan kawasan industri yang seharusnya memiliki penampungan air untuk mengurangi debit air yang dibuang. “Yang jelas itu banjir musiman dari Kamojing dan kawasan industri. Seharusnya punya kolam penampung air untuk mengurangi air yang dibuang,” katanya.
Menurutnya, Pemerintah Daerah Karawang harus mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan banjir yang sudah menjadi langganan di perumahan BMI. “Yang jelas pemerintah harus memberikan solusi. Wakil rakyat juga yang saat ini menjabat harus memperhatikan itu jangan hanya reses saja,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Tirtamulya yang mendapatkan air kiriman dari Sungai Cikaranggelam. Untuk itu, ia berharap adanya keterlibatan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan banjir musiman tersebut. “Di Tirtamulya kan nggak hujan. Tapi air sangat besar dan merendam bawah perkebunan dan persawahan,” pungkasnya.(nce)