Takut Roboh, Rumyati tak Berani Tidur di Rumah
TIDAK ADA TEMBOK: Salah satu bagian rumah Rumyati rusak sehingga tanpa penghalang.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Seorang janda lanjut usia di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, sudah satu tahun tinggal di rumah yang nyaris ambruk. Kondisi cuaca di musim penghujan ini menamabah rasa takut bagi pemilik rumah.
Rumiyati (69), warga Dusun Pacing Selatan RT 005/002 Desa Dewisari mengatakan, sudah tidak berani tidur di rumahnya karena takut tiba-tiba roboh, apalagi sebagian rumahnya itu sudah ada yang ambruk dan belum diperbaiki karena kendala dengan ekonomi. “Kalau malam emak gak berani tidur di sini soalnya takut roboh,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Senin (07/10).
Lebih lanjut kata dia, tak hanya bolong dibagian samping rumah, ketika turun hujan pun sering banjir. Rumiyati, yang akrab disapa emak Arum itu tinggal seorang diri di rumah yang sudah tidak layak huni itu, karena anak-anaknya berada di luar daerah seperti ada yang tinggal di Purwakarta dan Bekasi. Arum mengaku kebun dan rumah yang ditempatinya itu milik pribadi. “Di sini tinggal sendiri, anak-anak pada jauh-jauh, cuma kalau tidur malam nginep di saudara aja,” imbuhnya.
Untuk mencukupi biaya hidup, Arum bekerja serabutan seperti membuat sapu lidi terus dijual seharga Rp7000. Kata dia, kalau di musim panen seperti ini tidak jarang juga dirinya mencari padi sisa panen, biasanya satu kilogram padi itu dijual Rp3.500. Bahkan dia juga kadang suka menjual beras hasil dari bantuan sembako yang turun setiap bulannya. “Lumayan buat makan pakai tempe tahu sama ngopi sehari-hari,” imbuhnya.
Dengan kondisi rumah yang sudah tak layak, Arum berharap pemerintah bisa membantu untuk memperbaikinya apalagi saat ini musim penghujan. “Kepengennya sih didandanin rumah saya ini, pengen tidur sendiri, pengen bebas gak mau numpang-numpang di rumah orang,” katanya.
Rumah Arum yang tak jauh dari kantor Desa Dewisari itu seolah luput perhatian dari pemerintah, buktinya sudah beberapa bulan ini kondisi rumah emak Arum belum juga dapat kucuran dana dari pemerintah untuk perbaikan. Surtjim, kepala Desa Dewisari mengaku ingin membantu rumah yang ditempati Arum itu, tapi pihaknya kesulitan untuk di masukkan ke program rumah layak huni. “Itu dari bata (rumahnya), gak bisa kadang-kadang untuk (dimasukkan ke program) rutilahu itu, kalau bilik semua baru bisa,” pungkasnya. (mra)