Uncategorized

Tanggul Jebol Banjir Cilamaya Parah

GOTONG ROYONG : Warga Cilamaya melakukan kerja bakti dengan menutup tanggul yang jebol. Tanggul itu yang menjadi titik lubernya air hingga masuk ke pemukiman warga.

CILAMAYA WETAN, RAKA – Jebolnya tanggul kali atau sungai menjadi alasan banjir yang melanda pelosok Kabupaten Karawang di awal tahun 2021 ini. Akibatnya, tak sedikit masyarakat menjadi korban.

Selain barang-barang rumah tangga, area pertanian milik petani pun ikut terendam. Padahal, sisi pertanian itulah yang menjadi andalan masyarakat kampung dalam menjalankan roda ekonomi.

Dengan demikian, setelah melihat langsung kondisi tanggul Kali Bawah banyak yang jebol, anggota Pramuka yang dilibatkan dalam penanganan banjir di berbagai lokasi, baik sebagai relawan evakuasi, maupun membantu tenaga untuk dapur umum dan PHBS warga dampak banjir sempat menggelengkan kepalanya.

Nampaknya para relawan organisasi kepanduan ini mengaku kaget melihat kondisi tanggul-tanggul di Desa Muara Kecamatan Cilamaya Wetan paska banjir yang luput dari perhatian pemerintah bertahun-tahun.
“Pantas banjir, tanggulnya banyak yang jebol. Sementara perbaikan selalu manual oleh pemerintah desa. Seharusnya membuat tanggul permanen yang kuat dan kokoh, tak kunjung disentuh perbaikannya,” ucap Purna DKR Pramuka, Taopik Hidayat, Rabu (10/2).

Meneruskan obrolan bersama warga, ia meminta agar tanggul yang jebol itu segera diperbaiki, agar masyarakat tidak merasa khawatir jika sungai Kali Cilamaya meluap kembali. Karena dampak banjir tidak akan begitu parah. “Saya hanya meneruskan, warga meminta bantuan dari pihak yang bisa membantu memperbaiki tanggul agar bisa turun langung untuk memperbaiki tanggul yang jebol tersebut,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Desa Muara Iyos Rosita menyebutkan, akan lebih baik dan aman bagi masyarakat jika tanggul-tanggul ini dibenahi secara permanen. Minimal menggunakan batu dan jaring kawat yang bisa menahan derasnya air dalam jangka waktu yang lama.

Pasalnya, pihaknya bersama warga dan pernah ada komunitas, hanya memperbaiki secara manual menggunakan karung berisi tanah.
Ia merasa, kekuatannya tidak akan sepadan dengan volume air yang begitu besar. “Seharunya pakai batu dipakai jaring kawat. Lebih baik bisa dipermanenkan,” harapnya. (rok)

Related Articles

Back to top button