Warga Cilamaya Ikut Evakuasi Korban Tsunami
CILAMAYA WETAN, RAKA – Tsunami yang meluluhlantahkan Banten dan Lampung, mengundang keprihatinan orang banyak. Diantaranya Paguyuban Ikatan Masyarakat Cilamaya (Ismaya). Bersama Seni Golok Indonesia dan Yayasan Opick Tombo Ati, mereka menyalurkan bantuan logistik ke daerah terdampak Tsunami di Provinsi Banten, Jumat (28/12).
Ketua Paguyuban Ismaya Adi Haryanto mengatakan, bencana alam di Banten yang menewaskan 450 orang lebih, membuat semua masyarakat prihatin. Karenanya, penggalangan dana yang terkumpul disalurkan bersama sejumlah yayasan seperti Opik Tombo Ati dan Seni Golok Indonesia. Selama tiga hari, Ismaya keliling ke tiga kecamatan terdampak tsunami, yaitu Kecamatan Sumur, Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Carita. Karena tiga kecamatan itu yang sangat parah terdampak Tsunami. “Bantuan dari teman-teman kurang lebih sekitar Rp11 juta, 80 dus mie instan, air botol mineral 100 dus, 4 ribu roti tawar, beras 90 karung, snack 50 dus, obat-obatan, pakaian layak pakai, selimut, tas, alat tulis, dan Alquran. “Kita datangi langsung lokasi terdampak tsunami, untuk mendistribusikan bantuan dari donatur Cilamaya dan luar Cilamaya bersama yayasan,” katanya kepada Radar Karawang.
Pria yang akrab disapa Akew ini melanjutkan, pihaknya bersama tim relawan gabungan bergegas ke Pantai Tanjunglesung untuk mencari jasad korban seorang perempuan, yang kabarnya masih belum ditemukan hingga saat ini. Konon korban ini berasal dari Jakarta sedang berlibur bersama keluarganya. Sementara suami dan anaknya sudah ditemukan.
Kondisi saat ini, beberapa daerah dan kota masih tergenang air hingga setinggi atap rumah, sepeti di Labuan. Bahkan yang membuatnya merinding, dirasakannya hujan abu vulkanik di Kota Cilegon. Jujur sambung Akew, Selain menyalurkan bantuan di Banten banyak suka dan duka, tapi pihaknya ikut menyelamatkan korban-korban tsunami untuk dievakuasi ke posko. “Kita tidak hanya bantu logistik, tapi juga ikut bersama relawan mencari korban yang masih dalam pencarian,” ujarnya.
Setiap malam, lanjut Akew, dirinya diiringi suara hembusan ombak dan gemuruh suara anak Krakatau yang sedang aktif mengeluarkan lahar dan abu vulkanik, selalu berdoa bersama untuk keselamatan diri dan semua relawan, juga untuk para korban tsunami yang jasadnya masih belum ditemukan di Banten dan Lampung. “Gemuruh ombak dan letupan anak Krakatau terdengar jelas saat di lokasi. Kita selalu berdoa untuk keselamatan kita dan semua relawan juga korban,” pungkasnya. (rud)