UPK Singaperbangsa Surplus Rp325 Juta
CILAMAYA KULON, RAKA – Dari 24 Unit Pengelola Kegiatan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (UPK DAPM), baru UPK Singaperbangsa Kecamatan Cilamaya Kulon dan Pakisjaya yang melaporkan catatan neraca akhir tahun dan pertanggungjawaban tahun anggaran 2018, Kamis (17/1).
Dihadiri 152 kelompok, pertanggungjawaban UPK yang surplus Rp325 juta tersebut, juga ikut dihadiri dewan pengawas UPK, muspika dan para kepala desa.
Sekretaris UPK Singaperbangsa Kecamatan Cilamaya Kulon Nurhadi Saputra mengatakan, pertanggungjawaban UPK DAPM yang tahun ini menggulirkan SPP Rp4,6 miliar ke 152 kelompok, disampaikan secara terbuka dalam forum pelaporan yang dihadiri pengelola UPK, kelompok atau nasabah, badan pengawas, Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD), muspika hingga semua kepala desa. Semua ini bentuk pertanggungjawaban yang tepat waktu, dimana kegiatan 2018 dan rencana 2019 dimusyawarahkan dalam pertanggungjawaban dan pelaporan ini. Yang menjadi pembeda bahwa UPK eks PNPM di Cilamaya Kulon ini terus eksis dan menghasilkan surplus 40 persen, itu tidak lain dari pengembangan inovasinya, dimana para kelompok SPP dan pergulirannya dibina optimal lewat ragam kegiatan pelatihan dan keterampilan. Hal itu tidak lepas dari pasukan SPP, pelayanan hingga pinjaman yang lunas tepat waktu, sampai UPK penerimaannya meningkat ini, bisa menghasilkan surplus. “Kita selalu sesuaikan jadwal, yang terpenting agar UPK selalu eksis itu ya dengan inovasi,” katanya.
Lebih jauh Nurhadi menambahkan, dari hasil surplus tahun ke tahun, UPK sudah menggulirkan beasiswa pendidikan bagi anak yatim, sumbangan Alquran dan iqro, olahraga, seni budaya dan pelatihan-pelatihan kelompok, termasuk ternak ayam petelur. Bahkan sebagai apresiasi bagi kelompok yang selalu tepat waktu, pihak UPK juga fasilitasi insentif pengembalian tepat waktu (IPTW) Rp60 juta ke setiap ketua kelompok aktif. Sebagai UPK yang sempat mendapat penghargaan UPK Award dari gubernur Jawa Barat, dia berharap keuangan UPK Singaperbangsa selalu sehat, dan kelompoknya bisa terus berdaya. “Kelompok yang aktif, kita selalu konsisten memberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW),” katanya.
Ketua UPK Singaperbangsa Kecamatan Cilamaya Kulon Rohman menuturkan, hari Kamis ini ada dua UPK yang menggelar kegiatan serupa soal pertanggungjawaban dan laporan akhir tahun 2018. Selain Cilamaya Kulon ada juga Pakisjaya. Boleh dikata, sebutnya, keduanya adalah UPK perdana yang menggelar kegiatan tersebut di tahun anggaran 2018 ini. Sementara kecamatan lain akan menyusul, karena masih menggelar rakor persiapan.
Saat ini sambung Rohman, surplus UPK Singaperbangsa sebenarnya turun walaupun bertahan di kisaran 40 persen atau Rp325.638.094, dibanding tahun sebelumnya. Tapi total penerimaan dan pendapatan UPK tetap mengalami kenaikan, baik dari pengembalian pokok SPP, pengembalian jasa, hingga bunga rekening SPP yang jumlahnya mencapai Rp5,8 miliar. Bahkan, di tahun 2019, UPK rencanakan anggaran pendapatan dan biaya, bisa surplus di angka Rp370.326.576 di satu periode anggaran. Sehingga dengan menggenjot pendapat tinggi dan kolektibilitas diminimalisir, IPTW bagi ketua kelompok bisa terus ditingkatkan. “Kita terus bertahan, karena punya kreativitas dan cara berpikir yang baik serta mampu mengeluarkan ide dan gagasan baru,” katanya.
Ia berharap, eksistensi UPK yang genetiknya kemungkinan bermetamorfosis jadi koperasi, kedepan ini bisa mendapat kepercayaan dari para kepala desa dan muspika kecamatan serta masyarakat Cilamaya Kulon. Karena walaupun sudah tidak ada lagi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), tetapi laporan dalam bentuk transparansi selalu pihaknya libatkan. “Semoga UPK ini terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan para kepala desa,” katanya. (rud)