GERBANG SEKOLAH

Usai Ujian Nasional, Siswa SMP Coret Baju

Disdikpora: Belum Ada Larangan Resmi

KARAWANG, RAKA – Aksi corat-coret baju usai ujian nasional (UN) masih menjadi tradisii dikalangan siswa, seperti yang terjadi di Karawang. Siswa berseragam SMP melakukan aksi corat-coret baju kemudian konvoi keliling kota menggunakan sepeda motor.

Kepala SMPN 5 Karawang Barat Devi Deliani menyampaikan, dirinya sangat tidak setuju dengan aksi konvoi dan corat-coret yang dilakukan oleh para pelajar. “Itu mencerminkan sikap ujub dan takabur. Belum lulus sudah bergembira. SMP belum kelulusan,” kata Devi, kepada Radar Karawang.

Dikatakan Devi, jika memang sudah tidak akan dipakai lagi, seragam yang dicorat-coret oleh pelajar usai melaksanakan ujian nasional sebaiknya dikumpulkan dan disumbangkan kepada siswa lain yang membutuhkan. “Lebih baik bajunya disumbangkan kepada siswa yang tidak mampu, kalau misalnya masih layak pakai,” ujarnya.

Sementara, Nandang Mulyana, sekretaris Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) mengatakan, ia pun tidak sepakat terhadap aksi corat-coret seragam yang dilakukan oleh pelajar. Seharusnya baju yang dicorat-coret itu diberikan kepada orang yang membutuhkan. “Ya tidak boleh. Harusnya baju itu dikasih sama yang membutuhkan,” kata Nandang saat ditemui di kantornya.

Meski demikian, Nandang mengakui bahwa secara kedinasan belum ada larangan resmi dari dinas untuk melarang aksi corat-coret yang dilakukan oleh para pelajar. “Larangan secara resmi belum. Tapi kita selalu mengimbau kepada sekolah, agar siswa tidak melakukan corat coret baju usai ujian atau di hari kelulusan,” pungkasnya.(nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button