KARAWANG, RAKA – Sampah saat ini masih menjadi masalah. Anggaran besar yang digelontorkan belum mampu membersihkan seluruh sampah yang ada di Kabupaten Karawang.
Sampah menumpuh salah satunya di tepian tanggul irigasi Desa Sukamerta, Kecamatan Rawamerta. Padahal sudah terpampang jelas peringatan di larang membuang sampah menggunakan spanduk, namun tetap saja tanggul tersebut tak pernah sepi dari tangan jahil yang sengaja membuang sampahnya ke tempat tersebut.
Dikatakan warga setempat, Jamal (28), yang ia ketahui, pembuang sampah di tepian tanggul irigasi tersebut mayoritas bukan orang asli Desa Sukamerta, justru banyak yang ia tidak kenali. Pasalnya, meskipun tak banyak, ada beberapa TPS di wilayah desanya yang di nilai cukup untuk membakar sampah setiap hari. “Banyak orang yang sengaja sambil lewat membuang sampah kesitu. Padahal udah jelas ada tulisannya,” ujar Jamal baru-baru ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Wawan Setiawan mengatakan, anggaran DLHK diprioritaskan untuk pengelolaan sampah. Namun dia mengakui, saat ini persoalan sampah belum tuntas, meskipun sudah menggaet pihak ketiga. “Anggaran DLHK satu tahun Rp36 miliar di bagi kepada 4 bidang, titik beratnya sebesar Rp27 miliar untuk pelayanan persampahan. Kita gunakan untuk pengelolaahan sampah seluas kabupaten dengan 67 truk mulai dari biaya BBH tenaga THL dan lainnya dengan satu kendaraan itu ada 5 petugas,” kata Wawan Setiawan, kepada Radar Karawang, Kamis (14/2).
Dikatakan Wawan, karena keterbatasan personel, pihaknya menggaet pihak ketiga untuk pengolahan sampah. “Rengasdengklok misalnya, ada beberapa kecamatan yang bertugasnya itu hanya 2 orang kepala UPT dan Kasubag TU saja,” katanya.
Dalam waktu satu sebulan, 1.000 ton di wilayah Batujaya, kata Wawan, jika kerjasama dalam undang-undang (UU) tentang persampahan, pemerintah daerah bisa bekerjasama dalam pengeloahan sampah yang dikerjasamakan itu baik dengan orang atau badan hukum. “Kami coba laksanakan memang hasilnya penanganan belum bersih, yang terangkut itu hanya 400 ton, itu dari hasil kajian jadi ada sekitar 500 ton yang tidak terangkut,” ucapnya.
Secara bertahap, lanjut Wawan, pihaknya akan melakukan pembentukan bank sampah. Target di tahun 2018 lalu terbentuk 100 unit namun ternyata yang tercapai hanya 86 unit. “Mudah-mudahan hasil rapat sekarang teknisnya, selanjutnya akan coba urai membentuk gerakan di hulu dan kemudian terus berurutan ke hilir lakukan kebersihan,” pungkasnya. (rok/apk)