
PURWAKARTA, RAKA – Kasus perundungan (bullying) kembali mencuat di Kabupaten Purwakarta. Peristiwa tersebut terjadi di lingkungan MTsN 1 Purwakarta, dan menjadi viral setelah ibu korban mencurahkan isi hatinya melalui media sosial.
Dalam unggahannya, sang ibu mengungkapkan bahwa anaknya menjadi korban kekerasan fisik oleh sejumlah siswa senior di lingkungan pesantren negeri tersebut. Akibat kejadian itu, sang anak mengalami luka lebam di bagian mata serta trauma psikis.
“Putra kami mengalami aksi bullying hingga kekerasan fisik di lingkungan pesantren negeri di Purwakarta. Anak saya dikeroyok, dipukul, hingga ditendang. Akibatnya mengalami cedera dan trauma,” tulis sang ibu dalam unggahan yang viral di media sosial.
Baca Juga: Geger Penemuan Bayi Meninggal di Samping Masjid Perumahan
Ia juga menuturkan, aksi tersebut diduga dilakukan oleh belasan pelajar senior dan telah direncanakan sebelumnya.
“Sebagai ibu, saya sangat sakit hati. Padahal anak kami berprestasi dan turut mengharumkan nama sekolah, namun mendapat perlakuan kejam dari para seniornya. Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar tidak ada korban lain dan kita harus berani speak up melawan bullying,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, dalam keterangannya pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purwakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke madrasah tempat kejadian berlangsung.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Purwakarta, H. Ateng Saeful Aman, menjelaskan bahwa pihaknya telah meninjau langsung lokasi dan meminta klarifikasi dari pihak madrasah.
“Kami menindaklanjuti laporan peristiwa bullying di madrasah negeri di Purwakarta. Dari hasil peninjauan, benar telah terjadi tindakan perundungan antar siswa pada Jumat malam (3/10) di kamar asrama,” ujar H. Ateng.
Sementara itu, H. Ihsan Kamil, pengurus asrama, membenarkan kejadian tersebut terjadi di luar jam pengawasan karena berlangsung sekitar pukul 23.00 WIB.
Tonton Juga: SOEHARTO, THE SMILING GENERAL
“Kejadian ini memang di luar pengawasan pengurus. Namun, pihak madrasah telah memanggil orang tua pelaku dan korban untuk dilakukan mediasi pada Sabtu (4/10). Para pelaku juga telah meminta maaf secara langsung,” jelasnya.
Ihsan menambahkan, pihak madrasah telah memberikan sanksi kepada para pelaku sesuai aturan yang berlaku dan akan melakukan pengawasan khusus terhadap mereka.
H. Ateng Saeful Aman juga menegaskan bahwa Kemenag Purwakarta akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Kami memohon maaf atas kejadian ini dan akan memastikan pengawasan lebih ketat di lingkungan asrama. Kami juga akan mengunjungi korban sebagai bentuk kepedulian dan permintaan maaf secara langsung,” tegasnya. (yat)