Uncategorized

Wadah Pengembangan Sikap

CIKAMPEK, RAKA – Keberadaan Rohis, Rohani Islam biasanya mendapat perhatian, baik dari sekolah maupun guru sebagai agen of change yang mengantarkan peserta didik-siswi menuju implementasi pengamalan agama yang sempurna.

Rohis sebagai wadah dan organisasi peserta didik di sekolah, memberikan ruang untuk pengembangan pengetahuan agama Islam di sekolah. Sebagai organisasi di sekolah, Rohis sudah selayaknya mendapatkan perhatian dan dorongan untuk dikembangkan, mengingat jumlah jam pelajaran agama yang relatif sedikit, hanya tiga jam per minggu. Peserta didik lebih terfokus pada pengembangan kemampuan kognitif dan minim dalam pembentukan sikap (afektif), pembiasaan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan (psikomotor).

Padahal, sesuai tuntutan kurikulum pada Kompetensi Inti yang pertama (KI 1) adalah menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Peserta didik tidak hanya mampu menghapal tentang syarat dan rukun dalam hal ibadah agama. Tetapi juga mampu mengimplementasikan serta mengamalkan ibadah. Agama tidak hanya diserap sebagai ilmu pengetahuan. Tetapi juga harus diaplikasikan. Karena itu, untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan, perlu wadah yang dapat mengembangkan nilai-nilai religius di luar jam pelajaran, sekaligus untuk memupuk pengembangan pengalaman dan pengamalan agama Islam. Maka, wadah yang tepat adalah Rohis yang dikoordinasi oleh OSIS, di bawah naungan Waka Kesiswaan dan dibina oleh guru PAI.

Adapun alternatif kegiatan yang laksanakan adalah pertama, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) . Kedua, pesantren kilat pada bulan Ramadan. Pelaksanaan pesantren kilat dilaksanakan sesuai jadwal per program studi dan per kelas. Tujuannya, agar memudahkan dalam absensi peserta didik. Pematerinya guru PAI selaku pembina Rohis. Sedangkan pemateri dari luar, di antaranya, bekerja sama dengan pondok pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Harapan pelaksanaan pesantren kilat, adanya penanaman nilai moral, keimanan, ketakwaan, serta akhlakul karimah.

Penerapan disiplin kebersamaan dan mengembangkan kreativitas, diarahkan pada kemandirian peserta didik. Juga mengembangkan solidaritas sosial dan kesetiakawanan sosial. Ketiga, pengajian rutin yang dilakukan dalam bentuk mingguan, bulanan, dan pengajian umum. Keempat, Baca Tulis Alquran (BTA).

Banyak sekali alternatif kegiatan Rohis yang dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Terpenting, selalu dilakukan pembinaan dan pendampingan oleh pembina atau guru yang berkompeten di bidang pembelajaran agama Islam di sekolah. Sebab, peran pembina sangat urgen dalam rangka mengantarkan siswa-siswinya untuk meningkatkan sikap kebersamaan.(psn/rs)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button