Warga Dewisari Diajari Kelola Bank Sampah
SOSIALISASI: Masyarakat Dewasari diberikan penjelasan mengenai bank sampah.
KARAWANG, RAKA – Mengatasi sampah tidak hanya dengan membersihkan sampah saja, tapi juga bisa diantisipasi dengan mengelola sampah. Apalagi, sampah bisa dimanfaatkan untuk dibuat barang ekonomis.
Salah satu cara untuk mengelola sampah, bisa dengan membuat bank sampah. Hanya saja, untuk membuat bank sampah ini tidak bisa dilakukan sembarangan, perlu ada edukasi agar bank sampah ini bisa dikelola dengan baik, seperti sosialisasi yang dilakukan mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) wilayah Sektor 19 di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok.
Sosialisasi dilaksanakan di aula Kantor Desa Dewisari dengan menghadirkan Satgas seluruh perangkat desa dan warga sekitar. “Kami mengundang Direktur dari Bank Sampah Nusantara Latanza yakni Hj Iis atau terkenal dengan sebutan ibu Jois. Tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk menciptakan hidup sehat dan bersih tanpa sampah dan mengembalikan citarum yang kotor, menjadi citarum harum serta mengubah mindset warga masyarakat Dewisari terkait sampah,” kata Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) Taufik Baidawi.
Sementara itu, Direktur Bank Sampah Nusantara Latanza Hj Iis mengatakan, mengubah mindset masyarakat terkait sampah, menjadi sesuatu yang mempunyai nilai dan berharga dan bisa ditukar dengan uang dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan pencemaran di sungai citarum. “Memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat bahwa betapa berharganya nilai sampah, ketika kita semua bisa menciptakan nilai ekonomis tersendiri dengan cara memilahnya lalu dapat menjadi uang yang bisa ditabungkan,” tuturnya. Secara tidak langsung, lanjutnya, cara ini dapat menjadi solusi untuk mengajak masyarakat peduli akan hidup sehat dan mencintai lingkungan. “Dari Kita oleh kita untuk kita, sampah menjadi berkah,” jelasnya.
Yadi, salah satu ketua RT di Desa Dewisari menuturkan dia sangat aktif mengelola sampah masyarakat khususnya sampah rumah tangga. “Saya jadi tahu kalau sampah itu ternyata bisa bernilai dan bisa ditukar dan ditabung menjadi uang. Saya berharap bank sampah ini dijalankan di desa kami,” pungkasnya. (asy)