Warga Kesulitan Daftar Bansos UKM

DISERBU WARGA : Kantor Dinas UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Purwakarta diserbu warga yang mendaftar bansos UKM. Untuk tahap pertama pendaftaran dilakukan secara manual, sedangkan tahap kedua dilakukan secara online.
PURWAKARTA, RAKA – Bantuan bagi para pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 tahap dua dari pemerintah pusat sudah dibuka bahkan sudah berlajan dua pekan termasuk di Kabupaten Purwakarta.
Sejumlah warga pun berdatangan silih berganti ke Kantor Dinas UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Purwakarta, untuk melakukan pendaftaran agar mendapatkan bantuan.
Kepala Bidang UKM Disperindag Purwakarta, Ahmad Nizar mengatakan, pembukaan di tahap dua ini sifatnya online berbeda saat pembukaan tahap pertama yang langsung menyerahkan berkas-berkasnya ke kantor Disperindag. “Tahap pertama itu masih belum online, jadi warga mengirimkan fotokopi KK, KTP, dan nomor rekening. Jadi, sangat membludak sekali saat itu, tapi sekarang sudah online jadi kami hanya input saja yang telah masuk mendaftar dengan kemudian dikirimnya secara berbarengan ke pusat,” katanya, Kamis (22/10).
Selama hampir dua minggu tahap dua ini, Nizar menyebut sudah ada sebanyak 29 ribu orang yang mendaftar. Banyaknya pendaftar itu, Nizar merasa lantaran banyak warga yang tak lolos di tahap pertama mendaftar kembali pada tahap dua. “Diperbolehkan yang tidak mendapat saat tahap I mendaftar kembali,” ujarnya.
Pada tahap pertama, kata Nizar, ada sebanyak 48 ribu pendaftar yang mengirimkan persyaratan. Namun, jumlah tersebut bukan hanya berasal dari Disperindag, melainkan dari sejumlah pengusul, seperti BRI, Pegadaian, dan Disperindag, sehingga tetap pengutus ada pada ranah pusat. “Kuota bantuan untuk pelaku usaha ini se-Indonesia sebanyak 12 juta. Kami pun gak ada wewenang untuk mengecek apakah pendaftar ini fiktif pelaku usaha atau bukan,” katanya.
Salah seorang pendaftar, Cucu (55) warga Bunder, Jatiluhur, mengeluhkan sulitnya untuk melakukan pendaftaran secara online. Mereka mengaku gagap teknologi (gaptek) pada saat mendaftar. “Mendaftar (online) ini sulit banget. Kebanyakan dari kita-kita yang mendaftar kan udah sepuh (tua) jadi enggak mengerti dan tidak paham,” ujarnya yang sehari-hari berjualan nasi di wilayah Bunder.
Hal senada diungkapkan Andi (69) yang tampak kebingungan ke sana ke mari hanya untuk mendaftar dan mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat tersebut. Dia mengaku tak mengerti cara mendaftarkannya. “Enggak ngerti abah mah, datang ke sini abah hanya membawa KTP, KK, dan tadi meminta petugas untuk mendaftarkannya. Ditambah abah gak punya handphone,” katanya. (gan)