Uncategorized

Warga tak Mampu Meninggal Karena Pecah Empedu

PECAH EMPEDU : Suhendi, warga kurang mampu yang tidak bisa berobat atas penyakit pecah empedu yang dideritanya.

Suhendi Tinggalkan Istri dan Dua Orang Anak

PANGKALAN, RAKA – Suhendi bin Tolib (43) warga Desa Cintaasih RT 04/07, Kecamatan Pangkalan, hanya bisa tertidur pasrah dengan penyakit yang dideritanya.

Bapak dua anak itu sudah tahun alami pecah empedu. Keluarganya berharap adanya pihak dermawan yang bisa membantu meringankan bebannya. “Dulu suami saya bekerja sebagai tukang ojek, penghasilan kami sangat pas-pasan. Mungkin karena lupa kesehatan dan mementingkan mencari uang untuk keluarga, keluhan sakit didada tidak begitu dirasa, sekarang mau berobat saja tidak ada biaya, jangankan untuk pergi ke rumah sakit, untuk makan saja sudah susah,” terang Neng Cahyani (37), kepada RAKA, Sabtu (26/10).

Ibu dua anak itu membeberkan, bahwa kini kondisi suaminya hanya bisa tergolek lemah. Kaki kanannya semakin membesar dan kaki kiri semakin mengecil. Dirinya patah arang, ketika mendapatkan kabar bahwa suaminya itu alami pecah empedu.

Mereka hidup di rumah kontrakan, pasangan asli dari wilayah Kecamatan Pangkalan itu merupakan warga tidak mampu. Menurut penuturan rekan sejawatnya, Endar, bahwa Suhendi merupakan sosok laki-laki pekerja keras. “Dia ngojek, tidak kenal waktu. Dari pagi sampai ke malam hari. Kadang melalaikan makan, yang penting bisa bawa sewa (penumpang),” jelasnya.

Ia beserta teman-teman seprofesinya pun beberapa kali menggalang dana untuk meringankan beban keluarga Suhendi. Dirinya pun berharap ada dermawan yang mau membantu pengobatan hingga Suhendi bisa sembuh lagi seperti sediakala. “Kasihan juga kang, anak mereka masih kecil-kecil dan memang membutuhkan bantuan, anak yang besar baru berumur 10 tahun, sedangkan yang kecil baru berusia dua tahun kang,” terangnya.

Terpisah, salah satu temanya, Junaedi (44) berharap, kepada semua pihak yang mau membantu sangat diharapkan perannya. Ia mengaku sangat merasa iba karena memang merupakan keluarga yang tidak mampu. “Belum ada bantuan dari pihak manapun, saya juga sangat perihatin kang, dan saya berharap dengan adanya perhatian dari rekan jurnalis, mungkin bisa mengetuk hati para dermawan yang mau menyumbang dananya untuk Suhendi,” paparnya.

Namun sayang, belum saja sakit yang diderita oleh Suhendi sembuh, Usia tidak bisa ditawar, Minggu (27/10) tepat jam 06.00 WIB, Suhendi menghembuskan nafas terakhirnya. Ia meninggalkan istri dan kedua anaknya.

Oyok Nurjamal, rekan Suhendi mengungkapkan, bahwa Suhendi sosok yang sangat ramah. Ia beserta rekan seprofesinya turut kehilangan. “Suhendi tadi (kemarin) meninggal jam 06.00 WIB kang, dan saya memohon kepada dermawan sekali lagi yang mau menyumbang silahkan saja, yang jelas istri dan kedua anaknya membutuhkan uluran tangan dermawan,” pungkasnya. (yfn)

Related Articles

Back to top button