Korban Kekerasan Seksual Ingin Sekolah

PENDAMPINGAN: Orang tua Bunga (kiri) didampingi oleh Koordinator Satpel Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Telukjambe Timur Yulia Rosliati (kanan), kemarin.
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Perempuan mana yang mau perjalanan hidupnya dihiasi oleh tragedi pemerkosaan. Hal itu dialami oleh gadis berusia 15 tahun, sebut saja Bunga. Dia menjadi korban kekerasan seksual oleh ayah tirinya.
Sejak peristiwa itu terungkap, remaja yang tinggal di Kecamatan Telukjambe Timur itu terus didampingi petugas Pusat Pelayanan Keluarga Sejahteta (PPKS) Pelita Kencana Telukjambe Timur. Kini, Bunga tengah mempersiapkan diri untuk malanjutkan pendidikan menengah atas. “Kami sedang berupaya untuk mendaftarkannya, dan kami juga tengah berkoordinasi dengan Baznas untuk beasiswanya,” terang Koordinator Satpel Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Telukjambe Timur Yulia Rosliati, Selasa (23/6).
Yulia mengatakan, kasus kekerasan seksual Bunga terungkap empat minggu yang lalu. Diduga sang ayah tiri memperkosanya lebih dari empat kali, sampai akhirnya kasus tersebut terungkap. Kondisi Bunga saat ini dikatakan Yulia mulai pulih dan mentalnya pun cukup stabil. Bahkan Bunga mengutarakan dan sangat bersemangat untuk melanjutkan pendidikannya.
Yulia menjelaskan, pendampingan medis dan psikis bagi korban saat ini dilakukan oleh Pusat Pelayanan Keluarga Sejahteta (PPKS) Pelita Kencana Telukjambe Timur yang berada dibawah naungan BKKBN. Sementara pelaku yang tidak lain adalah ayah tiri korban tengah menjalani proses hukum oleh pihak kepolisian. “Jadi saat itu keluarga rembug dan akhirnya diputuskan untuk melaporkan pelaku,” terangnya.
Lebih lanjut Yulia menjelaskan, fungsi PPKS untuk melayani persoalan kesejahteraan keluarga, tak terkecuali kasus kekerasan dalam rumah tangga. PPKS akan menindaklanjuti kasus yang dilaporkan sesuai kewenangannya dan berkoordinasi dengan intansi terkait jika diperlukan. “Kalau kita mah hanya pendampingan medis dan psikis, medisnya kami kerjasama dengan puskesmas, kalau kita tidak bisa menangani juga kita rujuk sesuai kasusnya, misalnya permasalahan keluarga ke KUA atau kemana,” paparnya.
Kasus Bunga diberi pendampingan begitu adanya laporan dari pihak desa. PPKS juga saat ini tengah mencari donatur lain yang bersedia membiayai pendidikan Bunga. “Saya berharap mudah-mudahan setidaknya korban dapat beasiswa sampai menamatkan SMA,” pungkasnya. (din)