Waspada Narkoba Masuk Sekolah Perbatasan
SOSIALISASI : Pelajar SMAN 1 Maniis menyimak materi bahaya narkoba yang disampaikan Sat Res Narkoba Polres Purwakarta.
PURWAKARTA, RAKA – SMAN 1 Maniis menjadi sekolah pertama yang mengikuti Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang dilaksanakan Sat Res Narkoba Polres Purwakarta di tingkat SMA/SMK se Kabupaten Purwakarta.
Kasat Narkoba AKP Heri Nurcahyo menyebutkan, SMAN 1 Maniis menjadi pioritas pertama sosialisasi, karena lokasinya berada di wilayah perbatasan yang berpotensi menjadi salah satu pintu masuknya peredaran Narkoba ke Wilayah hukum Purwakarta. “Sebagai daerah perbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur, wilayah Maniis sangat berpotensi menjadi pintu masuk peredaran narkoba, begitu juga dengan pergaulan pelajar atau generasi mudanya yang bisa saja bercampur dengan pergaulan di luar Maniis,” ujar AKP Heri Nurcahyo, usai memberikan pemahaman bahaya narkoba kepada ratusan siswa SMAN 1 Maniis, Kamis (7/11).
Selain itu, ditambahkan Heri, dijadikannya SMAN 1 Maniis menjadi sekolah pertama digelar sosialisasi bahaya narkoba sesuai dengan permintaan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika untuk mempioritaskan wilayah perbatasan sebagai sasaran utama sosialisasi. “Ini sebagai bukti bahwa kepolisian bersinergi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Polres Purwakarta dengan Pemkab Purwakarta, sampai Ibu Bupati Anne meminta wilayah perbatasan didahulukan atau jadi pioritas sosialisasi,” ungkap Heri.
Lebih lanjut dia menyampaikan, saat ini wilayah Kecamatan Maniis berada di zona hijau peredaran narkoba, meski begitu Kecamatan Maniis berpotensi menjadi transitnya peredaran narkoba antar kabupaten. “Ini yang harus digaris bawahi, jangan mentang- mentang saat ini Zona hijau lalu kita lengah, justru wilayah perbatasan itu titik transitnya narkoba sebelum diedarkan,” jelasnya.
Sementara, Kepala SMAN 1 Maniis Drs Hj Popong Siti Ratnasari sangat mengapresiasi sosialisai narkoba tersebut. Sosialisasi narkoba terhadap pelajar sangat penting, terlebih usia pelajar sangat rentan terpapar peredaran narkoba karena kurang faham akan bahayanya. “Rata-rata pelajar ini sipatnya segala ingin tau dan mencoba, nah apa jadinya jika yang dicoba itu malah narkoba, mereka tidak tahu itu justru yang akan meruksak masa depannya,” ucapnya.
Dia berharap, sosialisasi serupa terus dilakukan dengan tidak hanya menyasar siswa/siswi, tetapi melibatkan orang tua siswa. “Kami berharap lain waktu dilibatkan juga orangtua siswa, karena edukasi siswa bukan tugas guru di sekolah saja tapi juga diperlukan peran aktif dari orang tua di rumahnya juga,” pungkasnya. (gan)