
KARAWANG, RAKA– Usai musim penghujan dan banjir yang melanda beberapa wilayah Karawang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi penyebaran penyakit leptospirosis, terutama di daerah rawan genangan air dan lingkungan tidak higienis.
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis, yakni penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Karawang, dr. Yayuk Sri Rahayu, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang umumnya dibawa oleh tikus.
Baca Juga : Petani Karangligar Gagal Panen Lagi
“Bakteri ini biasanya hidup di ginjal hewan, khususnya tikus, dan keluar melalui urine. Saat air tercemar oleh bakteri ini, dan seseorang memiliki luka terbuka atau bersentuhan langsung dengan air tersebut, maka risiko tertular sangat tinggi,” jelas dr. Yayuk.
Penularan juga dapat terjadi melalui selaput lendir (mukosa) seperti mata, hidung, dan mulut jika kontak dengan air yang tercemar. Kondisi ini rentan terjadi saat banjir atau ketika masyarakat bekerja di lingkungan yang basah dan tidak menggunakan alat pelindung diri.
Gejala leptospirosis bervariasi, dari yang ringan hingga berat. Gejala awal biasanya meliputi demam mendadak, nyeri otot terutama di betis dan punggung, mual, dan mata merah.
Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti kulit dan mata menguning (ikterik), gangguan pernapasan, pendarahan di mulut atau kulit, hingga meningitis atau peradangan otak.
Tonton Juga : KISAH ORANGTUA DEDI MULYADI
“Untuk diagnosisnya, pasien harus menjalani pemeriksaan laboratorium, seperti cek darah atau urin. Dalam beberapa kasus berat, pasien bahkan bisa mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah,” tambah dr. Yayuk.
Meski hingga saat ini belum ada laporan kasus leptospirosis di Kabupaten Karawang yang masuk ke Dinas Kesehatan, dr. Yayuk menegaskan pentingnya kewaspadaan dan pencegahan.
“Langkah pencegahan yang paling sederhana adalah menghindari kontak langsung dengan air banjir. Jika terpaksa, gunakan sepatu boot atau alat pelindung lainnya,” imbaunya.
Dinkes Karawang juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala yang mencurigakan, terutama setelah beraktivitas di lingkungan banjir.
“Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko penularan leptospirosis bisa diminimalkan, dan kesehatan masyarakat tetap terjaga meski di tengah kondisi cuaca ekstrem,” tutupny. (uty)