PURWAKARTA

Waspadai Bencana Musim Hujan

Kepala DPKPB Purwakarta
Wahyu Wibisono

PURWAKARTA, RAKA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Kabupaten Purwakarta akan menghadapi musim hujan pada pekan kedua Oktober 2021. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam hidrometeorologi pada musim penghujan mendatang, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta melakukan pengkajian terkait dengan antisipasi risiko bencana memasuki musim hujan yang akan datang.
“Berdasarkan hasil rapat hidrometeorologi kemarin di Kabupaten Bekasi, bahwa saat ini setiap Kabupaten/Kota harus mempersiapkan rencana kontijensi menghadapi musim penghujan,” ujar Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, Kamis (30/9)/

Wibi menjelaskan, pihaknya bakal meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi seperti angin kencang, banjir dan tanah longsor. Di mana sebagian wilayah Kabupaten Purwakarta dipetakan sebagai daerah rawan bencana tersebut. Berdasarkan pemetaan wilayah rawan pergerakan tanah, sambung dia, yang masuk dalam tiga zona, yaitu hijau (kerentanan gerakan tanah rendah), kuning (kerentanan gerakan tanah sedang) dan zona merah (kerentanan gerakan tanah tinggi).

Yang paling diwaspadainya adalah zona merah dan kuning. “Wilayah zona merah tersebar di sejumlah desa di 13 dari 17 kecamatan yakni Kecamatan Cibatu, Darangdan, Jatiluhur, Kiarapedes, Wanayasa, Pondoksalam, Pasawahan, Sukasari, Sukatani, Maniis, Tegalwaru, Plered dan Kecamatan Purwakarta kota,” ujar Wibi.

Sementara wilayah masuk dalam zona kuning, lanjut dia, berada di dua kecamatan Babakancikao dan Bojong. “Kalau kategori sedang-rendah di Kecamatan Campaka dan Bungursari,” imbuhnya. Dikatakannya, jika melihat peta, seluruh wilayah berpotensi longsor pada musim penghujan ini. Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada ketika turun hujan, apalagi jika intensitasnya tinggi. “Kami telah menguatkan komunikasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk menyiagakan pasukan gabungan yang terdiri dari unsur TNI/Polri, BPBD, Tagana, termasuk relawan dari forum relawan penanggulangan bencana dan pramuka,” jelasnya.

Selain pasukan, pihaknya juga telah menyiagakan peralatan untuk penanggulangan bencana alam, diantaranya perahu karet, alat selam, alat berat yang dibantu dari dinas teknis, dapur umum, termasuk tim dan peralatan kesehatan. “Ini sebagai antisipasi, mudah-mudahan bencana alam tidak terjadi. Terpenting kita harus jaga alam, maka alam pun akan menjaga kita,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button