Uncategorized

Wereng Batang Coklat Belum Menyerang

RAWAMERTA, RAKA – Menjelang musim tanam padi petani di Kecamatan Rawamerta diingatkan untuk mewaspadai serangan hama penggerek dan Wereng Batang Coklat (WBC) terutama saat proses persemaian.

“Petani harus berhati-hati terhadap ancaman serangan hama penggerek dan hama Wereng Batang Coklat,” ucap petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Rawamerta, Wahyu A Aziz, Kamis (15/11). Menurut dia petani harus benar-benar jeli mengontrol potensi hama agar tidak berkembang dan menyerang area persemaian.

Masih dikatakan Aziz petani harus cermat melakukan proses tanam, mulai dari pengolahan tanah, hingga pengendalian jenis hama sesuai dengan 6 tepat pengendalian OPT. Diantaranya, tepat jenis, tepat sasaran, tepat cara/aplikasi, tepat waktu, tepat dosis, tepat konsentrasi, dan tepat harga/mutu. Pasalnya, proses tanam yang di lakukan petani saat ini tidak serempak, dan kemungkinan besar hama akan tetap ada karena siklusnya yang tak pernah putus.

Selain antisipasi hama atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), lanjut Aziz, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) beserta POPT jajaran UPTD Pertanian Rawamerta menyiapkan tekhnis pertanaman khususnya pengolahan tanah yang sempurna. Selain persiapan persemaian seleksi benih, dan sistem tanam agar tanaman padi bisa di panen sesuai dengan apa yang di harapkan petani. “Yang paling penting, jangan pernah memulai tanam sebelum semua padi di area tersebut menyelesaikan panen. Hal tersebut di lakukan untuk mencegah perpindahan hama WBC dari batang padi tua ke tanaman muda,” ucapnya.

Dikatakan Azis, selain mengantisipasi jenis-jenis hama, petani pun di imbau untuk memilih benih tanaman padi vareitas unggul tahan wereng. Ia juga mendorong para petani untuk melakukan pembenihan sebelum persemaian dengan seleksi benih dengan larutan garam. Selanjutnya, dilakukan pengawasan di dalam persemaian. “Pengamatan sedini mungkin di persemaian maupun di pertanaman harap di kendalikan, karena 1 atau 2 ekor WBC menjadi virus kerdil rumput,” ujarnya.

Sedangkan menurut PPL Desa Mekarjaya, Siti Suhaebah, dirinya menganjurkan kepada para petani untuk menanam padinya dengan sistem Jarwo (Jajar Legowo) 2-1 agar kelembaban di bagian tanaman padi bisa berkurang. Mengingat, kelembaban tersebut lah yang menjadikan hama semakin betah. Selain itu, untuk mengurangi populasi hama WBC, bisa juga memanfaatkan tanaman refugia, tanaman yang bisa menghadirkan atau menjadi tempat hinggapnya musuh alami seperti laba-laba, tomcat, sitorinus dan lainnya. “Bisa juga kita tanam seperti bunga matahari, kenikir di pematang untuk mengalihkan dan menjadi tempat musuh alami WBC,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button