KARAWANG

Wisata Karawang Minim Perhatian

WISATA SEJARAH: Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok bisa jadi destinasi wisata andalan.

Perlu Digarap Serius

KARAWANG, RAKA – Karawang memiliki segudang objek wisata, mulai dari wisata alam, sejarah hingga religi. Namun sayangnya, semua itu belum dikelola dengan baik sehingga tidak seramai tempat wisata di daerah lain.

Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Oleh karena itu, saat musyawarah nasional, pada 8 hingga 10 Februari 2020 di Karawang mendatang, objek wisata Karawang akan diperkenalkan. Kegiatan ini bisa menjadi promosi wisata Karawang kepada para pengusaha yang menjadi peserta munas nanti. Munas PHRI juga akan menjadi ajang pamer produk-produk kreatif asli Karawang, dari seni dan budaya hingga keanekaragaman kerajinan tangan dan makanan khas Karawang. Apalagi acara Munas PHRI itu akan dihadiri Presiden Joko Widodo, Menteri Pariwisata, Menteri PUPR, dan Menteri BUMN. “Ini kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan,” kata Ketua Badan Pengurus Cabang PHRI Karawang, Gabriel Alexander, Jumat (6/12), kepada wartawan.

Jika objek wisata di Karawang sudah dikenal luas, dia berharap para investor berdatangan untuk menanamkan modalnya di daerah lumbung padi tersebut, khusus investor di bidang jasa akomodasi pariwisata. “Kalau hotel berbintang sudah mulai banyak di Karawang,” paparnya.

Selain membuka mata masyarakat, lanjut Gabriel, PHRI Karawang juga akan menunjukan kepada Pemerintah Pusat dan Jabar, jika pembangunan destinasi wisata di Karawang kurang mendapat perhatian. Padahal Karawang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Misalnya, keberadaan Candi Jiwa yang merupakan Candi Budha tertua di Nusantara. “Jika digarap serius, Candi Jiwa bisa menjadi tempat utama peribadatan kaum Budhis se-dunia. Mereka bisa melaksanakan ritual di Candi Budha,” ucapnya.

Hal yang sama juga bisa diterapkan pada keberadaan rumah sejarah di Rengasdengklok. “Kami ingin mendorong agar ada kegiatan nasional dan keperesidenan setiap tanggal 16 Agustus rumah bersejarah dan tugu Rengasdengklok. Mereka, bisa napak tilas perjalanan Soekarno sebelum tanggal 17 Agustus 1945,” pungkasnya. (asy)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button