Wisata Kutamaneuh Belum Tergali Maksimal
INDAH : Destinasi wisata baru yang ada di Desa Kutamaneuh terlihat indah.
TEGALWARU, RAKA – Desa Kutamaneuh yang letaknya di dataran tinggi ujung selatan Karawang ternyata menyimpan 2 potensi wisata alam. Pemerintah Desa Kutamaneuh tengah mengupayakannya menjadi objek wisata baru, yakni Taman Batu di Kampung Lengo dan Curug Cipanunda di Kampung Tipar.
Kepala Desa Kutamaneuh Adang Esan mengatakan, lokasi Taman Batu telah 3 kali disurvey oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Karawang.
Ia juga sedikit demi sedikit membangun jalan cor sebagai akses ke lokasi taman batu menggunakan dana bantuan gubernur. Namun selama ini yang menjadi kendala adalah lebar jalan yang masih terbilang sempit untuk akses wisata. “Sama Disbudpar itu pengennya dibantu sarana jalan, jalannya kan kecil, kalau buat wisata kan harusnya lebar,” ungkapnya.
Taman Batu sendiri merupakan kumpulan batu gunung besar yang tersebar di beberapa titik di tengah pesawahan. Meski hanya sekadar batu, tapi cukup menarik sebagai objek wisata. “Karena didukung pemandangan gunung yang indah. Lokasi taman batu yang terdekat dari pemukiman warga berjarak kurang lebih 1,5 km,” tambahnya.
Adapun wisata Curug Cipanunda nampaknya masih perlu banyak hal yang dipersiapkan, terutama akses jalan ke lokasi. Lokasi curug yang berada di tengah hutan mengharuskan wisatawan untuk berjalan kaki naik turun bukit.
Kondisi jalan saat ini masih berupa bidang tanah dan batuan terjal yang sebenarnya cukup untuk 1 kendaraan kecil, itupun setelah dilakukan pelebaran dan pengerukan bukit oleh warga atas arahan kepala desa. “Pemerintah desa juga telah membangun duiker di berbagai titik menuju curug menggunakan anggaran dana desa,” ujarnya.
Curug Cipanunda berjarak kurang lebih 2,5 km meter dari ujung pemukiman di Kampung Tipar, 1 km dari pemukiman ke parkiran motor, sisanya ditempuh dengan berjalan kaki. Namun jika wisatawan menggunakan mobil offroad atau motor trail bisa langsung membawa kendaraannya ke lokasi curug. Meski akses jalan masih sulit, namun lokasi wisata tersebut sudah dibuka di bawah kelola Perhutani sejak 2 tahun lalu.
Untuk memasuki kawasan wisata Curug Cipanunda wisatawan cukup membayar Rp10 ribu per orang, sudah termasuk asuransi. Hal itu disampaikan Mahrum (80) petugas tiket yang selalu berjaga di teras rumahnya, tepar di ujung Kampung Tipar. “Pengunjung sampai saat ini masih sepi, pengunjung biasanya datang pada akhir pekan itu pun dalam sebulan paling banyak hanya 10 rombongan,” bebernya.
Mahrum yang merupakan kakek berusia 80 tahunan, ternyata terlihat bugar bahkan kuat menemani menuju curug jika diminta. Ia selalu berjaga bahkan menjemput pengunjung yang belum turun di atas jam 4 sore, khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. Sayangnya, dibalik tanggungjawabnya yang besar, ia hanya digaji Rp20 ribu sebulan atau tidak sama sekali jika tak ada pengunjung. “Ya pengennya ini jalan cepet dibagusin, jadi banyak yang datang, orang sini juga bisa jualan,” harapnya. (cr5)