KARAWANG, RAKA – Masa-masa kritis pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat jika sudah dilewati, biasanya akan dilanjut ke ruang penyembuhan atau biasa disebut ruang rawat inap. Di ruangan itulah pengobatan lanjutan dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang terjadi perubahan positif di ruang tersebut. Jika beberapa tahun lalu masih banyak keluarga pasien yang menginap dengan jumlah yang tidak terbatas, kita sangat dibatasi. Begitu pula jam besuk juga dibatasi. Ini kemajuan yang harus diapresiasi, karena dengan begitu pasien akan lebih nyaman. Namun, urusan kesembuhan mungkin variatif. Ada yang sembuh lebih cepat, lambat, bahkan kembali kritis. Tergantung dari dokter, obat, dan cara penanganan perawat.
Sulastri (33) misalnya. Warga Desa Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, sempat ditegur petugas keamanan rumah sakit karena membawa anak ke ruang rawat inap. Karena seharusnya steril dari anak-anak yang rentan terkena virus atau bakteri. “Saya terpaksa harus bawa anak ke rumah sakit soalnya di rumah tidak ada yang menjaganya,” ucap Sulastri.
Alhasil, Sulastri mendapat teguran agar anaknya jangan dibawa ke kawasan ruang rawat inap, namun tidak akan berlangsung lama karena hanya memberikan berkas saja ke saudara yang terbaring sakit.
Hendra, petugas keamanan rumah sakit mengatakan, RSUD akan melakukan tindakan berupa menegur dan memperingatan bahkan sampai tidak memberi izin. Hanya saja tetap pelayanan memberikan yang terbaik. “Jika memang tidak lama dan sesegera mungkin bisa diberikan kelonggaran,” katanya.
Kepala Hukmas dan Promkes RSUD Karawang Ruhimin mengatakan, masih saja ada pengunjung membawa anak kecil. Kadang sumber daya manusia juga merupakan salah satu faktor utamanya.
Namun, dia kerap menyampaikan kepada para kepala puskesmas agar bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat, agar ke rumah sakit jangan bawa anak.
“Kami juga disini melakukan penetrasi agar aturan bisa berlaku tanpa membuat sakit hati pengunjung. Ya semampu kami coba tangani,” pungkasnya. (yfn)
