
KARAWANG,RAKA- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Gabung Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Teater Gabung Unsika juara 1 ajang Monolog Tingkat Nasional. Adapun monolog yang dibawakan berjudul Perempuan di Titik Nol.
Naskah monolog ini adaptasi dari novel legendaris karya Nawal El Saadawi yang diolah ulang oleh Iswadi Pratama menjadi naskah monolog yang menggugah. Kisahnya mengangkat perjuangan tragis sekaligus heroik seorang perempuan bernama Firdaus yang menghadapi penindasan, kekerasan, dan kemiskinan, hingga akhirnya berada di ambang eksekusi mati.
Baca Juga : Menu MBG Diganti Jajanan Anak
Dengan total nilai 875 poin, Teater Gabung Unsika mengungguli pesaing-pesaing kuat, termasuk Keluarga Mahasiswa Teater dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang berada di posisi kedua dengan selisih tipis 10 poin. Tiga dewan juri Dr. Budi Waluyo, Whani Darmawan, dan Hanindawan secara terbuka memuji penampilan para finalis, bahkan menyebut tiga besar tampil nyaris tanpa cela.
Indi Rahmawati, pemeran utama sekaligus mahasiswa Pendidikan Matematika Unsika, berhasil menghidupkan karakter Firdaus dengan sangat menyentuh. “Perempuan di Titik Nol bukan hanya kisah tentang penderitaan, tapi juga kekuatan batin perempuan dalam melawan ketidakadilan,” ujarnya, Selasa (17/6).
Ia menambahkan bahwa perjuangan kelompoknya penuh tantangan. “Kami sempat hampir menyerah. Tapi kami selalu teringat pesan para senior ‘Usaha keras tak akan pernah mengkhianati hasil’,” katanya, dengan penuh semangat.
Sutradara pertunjukan, M. Anggi Siregar, mengungkapkan bahwa ia menggarap pertunjukan ini dengan pendekatan realis. Penampilan dibuka dengan mimpi buruk yang mengguncang, lalu bergulir melalui rangkaian adegan yang emosional, penuh penderitaan, dan refleksi batin.
Tonton Juga : EBITH G ADE, SEPAK TERJANG DI DUNIA MUSIK
“Saya sengaja menggantung akhir ceritanya, agar penonton bertanya apakah Firdaus akhirnya dieksekusi, atau memilih mengakhiri hidupnya sendiri,” ungkap Anggi.
Kemenangan ini bukanlah keberuntungan semata, melainkan puncak dari perjalanan panjang Teater Gabung Unsika. Pada tahun 2023 mereka menyabet Juara 3, lalu naik ke Juara 2 pada 2024, dan kini meraih posisi tertinggi di tahun 2025. Semua kemenangan Teater Gabung Unsika tersebut, menjadi bukti bahwa semangat berkesenian di kalangan mahasiswa Karawang masih menyala kuat dan bahkan mampu bersinar terang di panggung nasional.
“Kami bangga bisa mengharumkan nama Unsika di panggung nasional. Ke depan, target kami bukan hanya mempertahankan gelar, tetapi juga terus menciptakan karya yang lebih kuat secara estetika dan pesan,” pungkasnya. (uty)