Purwakarta
Trending

39 Siswa Tidak Lagi Dibina di Barak Militer

RadarKarawang.id – Pendidikan berkarakter yang tengah dijalani 39 siswa SMP di Kabupaten Purwakarta akan diperpanjang. Mereka tidak akan lagi menjalani pendidikan di barak militer, melainkan akan berlanjut ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Purwakarta yang kini tengah dipersiapkan.

Hal tersebut dijelaskan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat mendampingi Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid yang mengunjungi langsung pendidikan berkarakter yang tengah dijalani 39 siswa di barak militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha.

“Toiletnya sedang direnovasi, gedung dicat ulang, lingkungan dibersihkan. Kami ingin ketika anak-anak ini pindah ke SKB, mereka langsung siap belajar akademik dengan suasana yang lebih baik,” ujar pria yang akrab dipanggil KDM itu, Rabu (14/5).

KDM mengatakan bahwa nantinya pelatih disiplin tetap akan disiapkan. Ia menyebut akan ada lima anggota resimen yang menjadi tenaga pendamping untuk guru di SKB, mendampingi proses pembelajaran.

“Hari Minggu nanti mereka pindah mes. Di sana, selain akademik juga akan difasilitasi olahraga seperti sepak bola dan bulu tangkis, sesuai minat dan bakat mereka,” katanya.

Baca juga: Gawat! 48 Persen Anak Kecanduan Internet

Ditanyai perihal pro kontra dan kritik dari sejumlah pihak soal siswa dibina di barak, termasuk dari organisasi guru PGRI, KDM menanggapinya santai. Ia menyebut bahwa hal itu merupakan ungkapan rasa sayang terhadapnya.

“Mereka itu saking sayangnya sama saya. Tapi dalam permainan sepak bola, kalau terus dilarang salah, nanti enggak ada yang nyerang. Lebih baik salah bertindak daripada tidak bertindak sama sekali. Tapi kan ini gak ada salahnya, coba salanya di mana,” ungkap KDM.

Ia juga menanggapi laporan ke Komnas HAM oleh Lembaga Bantuan Hukum terkait program ini. Dirinya mengherankan bahwa yang melapor justru bukan pihak yang dirugikan ataupun orang tua pelajar yang terlibat langsung.

“Anak-anak ini dikirim ke sini atas permintaan orang tuanya, karena mereka merasa kesulitan menangani di rumah. Jadi yang paling berhak merasa dirugikan kan justru orang tua, tapi kan mereka mendukung,” ujarnya.

Sementara, saat ditanya soal hasil perubahan perilaku anak-anak setelah mengikuti program, KDM menyerahkan penilaiannya pada para ahli.

Tonton juga: Panji “Si Anak Jin” Penakluk Ular, Melawan Diabetes


“Tanya nanti ke psikolog, guru, atau orang tuanya langsung. Mereka yang lebih tahu perubahan anak-anaknya,” ujar KDM. (yat)

Related Articles

Back to top button