
radarkarawang.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) menyebut 56 kasus kekerasan perempuan dan anak sepanjang Januari-Mei. Masyarakat dan korban diminta berani untuk angkat bicara apabila terjadi kasus kekerasan untuk mencegah bertambahnya korban.
Kepala DP3A Kabupaten Karawang Wiwiek Krisnawati mengatakan, masalah sosial atau kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Karawang selama bulan Januari hingga bulan Mei 2025 mencapai 56 kasus.
Baca Juga : 8.640 Batang Rokok Ilegal Disita
“Sampai bulan ini sudah banyak, karena korban sekarang-sekarang sudah berani speak up (angkat bicara). Mungkin dulu-dulu juga lebih banyak tapi korban dan masyarakat tidak mau berspeak, mungkin karena malu,” katanya, Kamis (22/5).
Disampaikannya juga, bagi masyarakat atau korban apabila terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak, maka harus berani untuk angkat bicara dan melaporkannya, agar mencegah bertambahnya korban.
“Setiap pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak jangan sampai dibiarkan begitu saja. Mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal sesuia dengan perbuatan yang telah dilakukannya,” ungkapnya.
Disampaikannya juga, ketika mendapatkan laporan adanya kekerasan maka pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap korban sesuai kebutuhannya baik pendampingan hukum hingga psikologis.
Tonton Juga : INDRO URUS ANAK-ANAK DONO, KASINO
“Jadi kalau korbannya tidak mau datang langsung ke kantor kami, maka petugas kami yang melakukan penjangkauan ke rumah korban,” ungkapnya.
Menurutnya juga, dalam mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pihaknya telah melakukan sosialisasi ke masyarakat, perusahaan, dan sekolahan. Pihaknya pun telah bekerjama membentuk Satgas di setiap kecamatan dan menggandeng desa untuk membantuk Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).
“Dengan terbentuknya DRPPA ketika terjadi kasus kekerasan masyarakat dan korban dapat melaporkannya DRPPA, kemudian DRPPA akan melaporkan kepada kami. Dalam cegah kasus kekerasan tidak akan selesai jika mengandalkan pemerintah. Semuanya harus bekerja sama dari mulai masyarakat, pemerintah, sekolah, perusahaan hingga pihak berwenang,”tutupnya. (zal)