KARAWANG

PGRI Sebut Perundungan di SDN Jomin Barat II Hoaks

KARAWANG, RAKA- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang melakukan klarifikasi terkait seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Karawang, terpaksa pindah sekolah karena di-bully , dikafirkan, diejek dirundung guru-guru dan teman-temannya.
Ketua PGRI Cabang Kotabaru Iwa mengatakan, tindakan bulliying dan pemukulan kepada siswa kelas 2 SDN Jomin Barat II atas nama Bellva itu hoaks, sama sekali tidak pernah terjadi. Guru SDN Jomin Barat II tidak pernah memaksa atau memerintahkan siswa yang menganut agama non-muslim lainnya untuk menggunakan jilbab, itu tidak benar adanya dan tidak pernah terjadi. “Kami akan laporkan ke Polres Karawang, media online atas pencemaran nama baik. Media tersebut dengan terang-terangan menyebutkan nama kepala sekolah SDN Jomin Barat II, serta menuduh guru-guru serta siswa-siswanya radikal, dan sampah, namun masih menunggu kedatangan ibu kepala sekolah yang saat ini sedang menunaikan ibadah haji,” terangnya.
Sementara itu Ketua PGRI Kabupaten Karawang Nandang Mulyana mengatakan, Setelah mendengar penjelasan dari Wali Kelas Bellva langsung dan para guru lainnya, keadaan yang digambarkan dalam pemberitaan baik melalui media online maupun video itu tidak benar alias hoaks. Tidak ada bulliying atau perudungan. “PGRI Kabupaten Karawang beserta guru -guru SDN Jomin Barat II bisa mempertanggungjawabkannya. menurut saya ini adalah suatu berita yang memojokan guru. Dan saya meyakini tidak mungkin bisa terjadi seperti itu di SDN Jomin Barat II, semua aman-aman saja. Tidak ada intoleransi masalah keagamaan. Bebas, karena negara kita ini adalah negara beragama. Dan saya menolak adanya pernyataan bahwa guru itu radikal, saya keberatan. Jika ada pihak pihak tertentu yang merasa ada ketidaknyamanan, silahkan hubungi kami PGRI,” terangnya.
Nandang menambahkan, akan selalu menjadi pelindung bagi para guru-guru. kedepannya guru-guru harus dapat lebih waspada dan teliti terhadap setiap persoalan- persoalan sosial. “Saya memahami tugas ibu dan bapak guru itu berat , selain mengajar juga harus mendidik siswa- siswi di sekolah. Namun jangan sampai nanti ada hal -hal yang kurang berkenan dihati bapak/ibu guru semua, dari anak yang berdampak kepada dunia pendidikan,” terangnya.
Ketua Koordinator Assesor Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat, Rukmana menerangkan yang diviralkan media dalam permasalahan Bellva ini adalah tentang agama. Diketahui dari data yang dimiliki pihak sekolah, bapak sambung Bellva bernama Deris Daryana beragama Keyakinan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Ibunya Desta Komalasari beragama katholik.
“Tetapi ketika mendaftar ke SDN Jomin Barat II, orang tua Bellva menuliskan bahwa Bellva mengaku Islam. Jadi dari awal ibunya Bellva ini sudah berbohong kepada pihak sekolah. Sehingga adalah hal yang wajar jika kemudian guru menyarankan kepada Bellva untuk menggunakan kerudung, karena ia diketahui beragama Islam, namun guru-guru tidak akan melakukan pemaksaan, terlebih jika siswa beragama non-muslim,” terangnya.
Rukmana berpesan, dari permasalahan Bellva harus banyak belajar kepada para guru, untuk berhati- hati lagi, terlebih dijaman digitalisasi seperti sekarang ini. “Bellva sendiri bersama keluarganya sudah pindah tempat tinggal ke Ciamis, dan Bellva pun sudah berpindah sekolah. Itulah mengapa ibu Belva tidak hadir ketika diminta mengklarifikasi,” terangnya. (zal)

Related Articles

Back to top button