HEADLINE

Sudah Terbiasa di Cuaca Panas
Kontingen Jambore Dunia Asal Karawang Tetap Bertahan

KARAWANG, RAKA- Sejumlah negara menarik diri dari kepesertaan Jambore Dunia yang diselenggarakan di Korea Selatan, 1-12 Agustus 2023. Hal ini dilakukan karena cuaca ekstrem di negara tersebut. Bahkan, sejumlah peserta ada yang sekit. Meski demikian, kontingen asal Karawang tetap bertahan.
Jambore Dunia ini, diikuti oleh sejumlah negara baik dari Eropa maupun Asia, termasuk Indonesia. Peserta dari Indonesia, berasal dari berbagai daerah salah satunya Kabupaten Karawang. Dari Karawang, diwakili oleh enam orang terdiri dari peserta dan pembina yang berasal dari SMP Metari Ilmu. Belakangan, dikabarkan cuaca di negara Korea Selatan tersebut sedang ekstrem. Cuaca panas membuat sejumlah peserta jatuh sakit, bahkan beberapa negara menarik kepesertaan karena khawatir berdampak buruk pada warga negaranya. Meski demikian, kontingen asal Indonesia tetap bertahan dan akan mengikuti kegiatan ini hingga tuntas.
Pembina Pramuka SMP IT Mentari Ilmu, Guntur Septiana mengaku sekarang cuaca di Korea Selatan mencapai angka 35 derajat celcius. Ia menambahkan, pemerintah Korea Selatan telah melakukan antisipasi dengan menyediakan beberapa fasilitas bagi seluruh peserta. “Betul kondisi cuaca di sini panas kalau di suhu kurang lebih 35 derajat tetapi memang merasa seperti 40 derajat. Seluruh kontingen Indonesia alhamdulillah tidak bermasalah. Pemerintah Korea Selatan sudah mengantisipasi dengan sudah banyak memberikan bus ber AC, Souvenir seperti kipas portabel dan payung. Insya Allah semua kontingen Indonesia tidak ada masalah dengan cuaca di sini,” katanya, Minggu (6/8).
Selama jambore berlangsung, terdapat dua program kegiatan yang dilakukan. Pertama kegiatan di luar program jambore seperti mengunjungi dua desa tempat pembuatan makanan tradisional Korea Selatan. Kedua mendatangi museum pelabuhan tertua untuk mengenal tentang hal tersebut. “Kegiatan selama di sini ada dua, pertama outside program jambore dan inside program jambore. Kami memperoleh 3 hari kegiatan ke luar dan 8 hari kegiatan di dalam jambore. Kegiatan di luar kami sudah ke beberapa tempat di Korea seperti di Desa Sucang dan Gozang yang membuat salah satu makanan tradisional Korea yaitu Teobboki. Kedua kami mengunjungi salah satu museum tentang pelabuhan tertua,” tambahnya.
Selain itu, terdapat juga kegiatan di dalam program jambore seperti water, membuat keterampilan dan memperkenalkan budaya dari negara masing-masing. Ia menyebutkan kegiatan kultur budaya baru saja usai dilakukan. Ia menjelaskan, untuk kesehatan anak-anak telah di koordinasikan dengan beberapa pihak dan melakukan pelaporan setiap hari di grup yang sudah disediakan. “Program di dalam kegiatan ada seperti ketrampilan, kultur budaya, water. Hari ini kebetulan kita baru saja selesai menyelesaikan kegiatan kultur budaya. Alhamdulillah semua sehat sampai sekarang dari pihak CNJ maupun kuartir nasional juga terus memantau kondisi anak-anak melalui unit leader dan kami pun melaporkan kondisi ke group,” imbuhnya.
Diakuinya, terdapat satu sampai dua orang yang mengalami sakit ringan dalam satu unit, tapi semua peserta dari luar Karawang, karena kontingen dari Karawang sudah terbiasa dengan cuaca panas. Hal ini tidak mempengaruhi aktivitas yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. “Ada beberapa yang sakit namun tidak terlalu urgent dan masih bisa kita tangani. Sakitnya pusing, batuk, pilek dan tidak menganggu aktifitas. Hanya ada satu sampai dua orang saja yang sakit di satu unit, sekarang pun sedang mempersiapkan makan malam bersama,” lanjutnya.
Kegiatan yang di ikuti selama jambore pun sebagai tempat untuk memperkenalkan Pramuka Islam di Indonesia dan Pramuka yang terdapat di sekolah SMP IT Mentari Ilmu. Ia mengungkapkan seluruh tim kontingen Indonesia merasa bahagia dan senang mengikuti kegiatan ini. “Betul-betul menarik karena sebagai tempat untuk memperkenalkan Pramuka Islam yang ada di Indonesia dan Pramuka Mentari Ilmu. Kita juga menyebarkan dakwah Islam di dunia melalui Pramuka. Insyallah kami di kuartir nasional dan satuan komunitas sangat bahagia dan misi juga dapat tercapai,” jelasnya.
Abdul Rosikin, guru SMP IT Mentari Ilmu menyampaikan, pihak sekolah telah melakukan koordinasi dengan Sako dan Kuarnas untuk memantau kesehatan seluruh tim sekolah yang ikut serta. Ia mengaku cuaca ekstrim yang terjadi tidak berdampak signifikan untuk kesehatan anak. “Kalau dari pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan Sako dan Kuarnas, serta yang ada di Korea Selatan. Kami memberikan motivasi untuk anak-anak agar dapat mengikuti semua kegiatan. Cuaca panas di sana tidak terlalu berdampak untuk kesehatan anak-anak,” ungkapnya.
Ditambahkannya, jika terdapat anak yang sakit, maka akan langsung diberikan pertolongan pertama terlebih dahulu. Tim kontingen Indonesia pun telah membuka klinik pengobatan khusus untuk semua anggota yang sakit. Ia menyampaikan sistem kepulangan tim telah diatur oleh kuartir nasional. “Penangan kepulangan kita ada program dan tidak langsung di pulangkan untuk sakit. Kita berikan pertolongan pertama terlebih dahulu di klinik Indonesia yang sudah kita buka, kalau untuk kepulangan secara individual memang sedikit sulit karena jadwal kepulangan sudah di atur oleh kuartir nasional. Harapannya anak-anak bisa berwawasan global di tingkat internasional dan bisa mengetahui budaya setiap negara. Kami juga bisa membangun relasi yang dapat bermanfaat bagi sekolah kami,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button