Pembangunan Jalur Lingkar Barat Terhambat
PURWAKARTA, RAKA – Pembangunan jalur Lingkar Barat Purwakarta tidak akan rampung tahun 2019. Pasalnya dalam prosesnya masih banyak kendala seperti keterbatasan anggaran hingga kondisi tanah berkarakter labil. “Ada kendala, yang membuat tidak bisa diselesaikan di tahun ini. Jangan sampai kami membangun jalan, tapi sia-sia karena longsor. Jadi perlu ada penelitian tanah lebih detail lagi,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta, Budi Supriyadi, kepada awak media, Selasa (15/1).
Budi menjelaskan, secara fungsional akses jalan bagi masyarakat ini telah bisa dilalui. Panjang keseluruhan jalur yang mencapai 57 kilometer ini tinggal tersisa 10 kilometer lagi untuk menyempurnakan Jalur Lingkar Barat Purwakarta.
Panjang jalur tersebut dimulai dari Kecamatan Sukasari hingga Maniis. Pembangunannya dilakukan sejak tahun 2015 dan terhenti pada tahun 2018, dengan menghabiskan anggaran hampir Rp100 miliar.
Meski belum akan melakukan pembangunan, Budi mengaku pada tahun ini pihaknya akan fokus untuk melakukan riset dan penelitian tanah. “Kami perlu melakukan riset dari ahli dulu. Kalau hasil risetnya tidak memungkinkan dijadikan jalan, ya terpaksa cari jalur baru sebagai penggantinya,” ujarnya.
Sebab, pada riset sebelumnya pun sempat melakukan perubahan jalur baru dari yang telah ditentukan sebelumnya. Akses jalan baru bagi masyarakat luas ini awalnya merupakan hutan belantara.
Oleh karena itu sangat wajar bila sejumlah titik tanahnya memiliki karakter yang labil. Apalagi, proses pengerasan jalannya terhitung cukup singkat. Bahkan, hal ini pun yang menjadi kendala tersendiri saat pembangunan jalur lintas kabupaten itu. “Jalur yang di Parung Gombong, itu awalnya bukan ke bawah. Kami mencari jalur baru, memutar, karena ada desakan dari masyarakat agar tetap dilaksanakan,” ujarnya menjelaskan.
Jalur lingkar Barat Purwakarta ini biasa disebut sebagai jalur Trans Papua-nya Purwakarta. Hal itu dikarenakan terbentang dari mulai Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur-Sukasari hingga Maniis. “Selain itu, jalur tersebut juga terhubung dengan empat kabupaten tetangga, yakni Karawang, Cianjur, Bekasi dan Bogor,” pungkasnya. (gan)