Warga Panik Kabar Kasus Infeksi HMPV Meningkat
Dinkes Sebut HMPV Bukan Virus Baru
PURWAKARTA, RAKA – Pada awal Tahun 2025, dunia kembali diresahkan dengan adanya pemberitaan tentang peningkatan kasus infeksi Human Metapneumonia Virus (HMPV) di Tiongkok yang dikhawatirkan akan menyebabkan pandemi baru.
Kabar itu telah membuat masyarakat resah termasuk salah satunya di Kabupaten Purwakarta.
Salah seorang warga Purwakarta, Irwan Setiawan mengaku cukup panik dengan kabar yang beredar di media sosial. Dirinya khawatir kejadian serupa seperti pandemi covid-19 dapat kembali terulang.
“Ya khawatir, nanti susah lagi kalau sama kaya pandemi covid. Ini di lihat dari pemicunya kan sama, awalnya dari Cina,” kata Irwan saat berbincang dengan Radar Karawang.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Eva Lystia Dewi mengatakan bahwa belum lama ini Menteri kesehatan RI menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut beliau, lanjut Eva, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti Tiongkok sering terjadi saat musim dingin.
“HMPV bukanlah virus baru karena virus ini sebenarnya sudah bersirkulasi di dunia sejak Tahun 2001. Virus ini termasuk dalam famili Pneumoviridae dan sebelum Pandemi covid 19 telah menjadi penyebab nomor tiga penyakit infeksi saluran napas setelah RSV dan Influenza,” kata Eva dalam keterangan resminya.
Baca Juga : Hari Desa Dipusatkan di Desa Purwadana
Ia menyebut, virus ini dapat menyerang semua usia menyebabkan gejala ringan pada sebagian besar kasus flu like illness, seperti batuk, demam, hidung tersumbat, nyeri otot, nyeri kepala, lemas dan ruam kulit. Namun juga dapat menyebabkan gejala yang lebih berat, yaitu sesak nafas, nafas cepat.
“Jika mengalami komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia yang mengarah ke kondisi gagal napas pada anak-anak di bawah 5 tahun, orang tua usia 65 tahun keatas, dan pasien rentan dengan daya tahan tubuh rendah atau pasien dengan penyakit penyerta kronik,” tuturnya.
Eva mengungkapkan, lenularan virus HMVP melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi dengan masa inkubasi sekitar tiga hingga enam hari dan durasi rata-rata penyakit dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya.
“Belum ada vaksinasi maupun pengobatan antivirus spesifik untuk penanganan infeksi HMPV. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus,” ungkapnya.
Eva menyampaikan, hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan terkait adanya nya kasus infeksi HMPV di Kabupaten Purwakarta.
Meski demikian, ia mengimbau agar masyarakat Purwakarta untuk tidak panik dengan kabar yang beredar tetapi tetap waspada dengan melakukan upaya-upaya pencegahan.
“Pencegahannya, orang yang menderita sakit flu atau gejala pernapasan lain sebaiknya segera memeriksaan diri ke fasilitas kesehatan serta disarankan beristirahat di rumah dan tetap memakai masker agar tidak menularkan ke orang lain,” ujarnya.
Sedangkan, tambah Eva, untuk orang yang masih sehat dan beraktivitas di luar disarankan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, dan pola hidup sehat menjaga imunitas tubuh.
“Kemudian menjaga kebugaran, tidak stress dengan pemberitaan yang beredar, mencuci tangan secara teratur, memakai masker jika beraktivitas di kerumunan, jika memungkinkan menghindari kerumunan, serta menggunakan cairan antiseptic,” tambahnya. (yat)