HEADLINE
Trending

Dinsos Menanyakan Bahan Makanan yang Diberikan ke Pemdes Karangligar

RadarKarawang. id – Polemik pembongkaran dapur umum yang membuat warga Dusun Kampek, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat merana, dijawab Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Karawang.

Plt Kepala Dinsos Kabupaten Karawang Kurniasih melalui Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Asep Achmad mengatakan,

berdasarkan kesepakatan antara Dinas Sosial, BPBD dan Pemerintah Desa Karangligar dan Desa Sukamakmur dapur umum dibuka selama 14 hari. Selanjutnya, dari Pemerintah Desa Karangligar dan Sukamakmur yang akan membuka dapur umum mandiri.

“Sejak awal banjir atau 1 Maret hingga 14 Maret dapur umum telah dibuka. Karena sudah 14 hari, maka pada hari Minggu pagi (16/3) dapur umumnya dibongkar, karena sesuai kesepakatan dengan Pemerintah Desa Karangligar dan Sukamakmur sebelumnya,” paparnya.

Baca juga: Dinsos Bongkar Dapur Umum, Korban Banjir Buka Puasa Makan Gorengan

Menurutnya juga, meskipun dapur umum yang dibuat Dinsos telah dibongkar, namun pihaknya tetap memberikan bahan permakanan untuk dimasak di dapur umum mandiri yang didirikan Pemerintah Desa Karangligar dan Sukamakmur.

“Kita dari Dinsos sudah dropshit bahan permakanan seperti beras, sarden, dan minyak goreng, untuk dimasak di dapur umum mandiri. Setelah dimasak di dapur umum mandiri, maka makanannya harus dibagikan kepada masyarakat yang terdampak banjir,” tegasnya.

Disampaikannya, adapun masih adanya masyarakat yang tidak mendapatkan makanan dari dapur umum mandiri, dirinya pun bertanya-tanya kemanakah bahan permakanan yang telah diberikan Dinas Sosial tersebut.

“Hari ini saya akan memonitoring langsung ke lapangan untuk mengetahui kemanakah bahan permakanan yang telah kami berikan. Adapun jika dapur umum kami masih diperlukan, saya akan menyampaikannya kepada pimpinan. Nanti pimpinan yang memutuskan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, satu keluarga besar yang beranggotakan sembilan orang berbuka hanya dengan teh manis dan gorengan Rp 10 ribu.

Diketahui banjir masih melanda Dusun Kampek, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat dengan 10 cm hingga 65 cm. Hal tersebut menyebabkan terdampaknya 29 rumah, 39 Kepala Keluarga, dan 103 jiwa.

Warga Dusun Kampek, Desa Karangligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat Komariah (40) mengatakan, banjir masih melanda tampat tinggalnya. Sehingga dirinya tidak dapat melakukan kegiatan memasak dan yang lainnya.

Menurutnya, sebelumnya warga yang terdampak banjir mengandalkan bantuan permakanan dari dapur umum yang didirikan Dinas Sosial Kabupaten Karawang, namun dapur umum tersebut sudah dibongkar sejak Minggu pagi (16/3).

“Terkahir kita dapat bantuan makan dari Dinsos itu Sabtu malam, untuk sahur. Karena sudah dibongkar sampai sekarang belum ada lagi bantuan makan dari Dinsos, ada juga ngasih teh dan gula,”katanya, kepada Radar Karawang, Senin (17/3).

Disampaikannya, karena tidak ada bantuan permakanan dari dinas sosial sehingga dia bersama keluarganya berbuka dengan makanan seadanya.

“Keluarga saya yang beranggotakan sembilang orang tadi hanya berbuka dengan teh manis dan gorengan Rp 10 ribu. Uangnya dapat dikasih dari temen, terus kita irit-irit juga uangnya,” paparnya.

Dijelaskannya, dirinya pun sangat menyayangkan dapur umum yang didirikan Dinsos sudah bingkar. Jika masih ada dapur umum, maka masyarakat yang terdampak banjir bisa makan nasi setiap buka dan sahur.

“Sekarang saja untuk air minum juga susah dan harus beli. Sebelumnya, ketika masih ada dapur umum, kita tinggal ngambil ke desa, lalu dikasih satu dus. Jadi ada dapur umum sangat membantu sekali, maka saya berharap dapur umum ini dibuka kembali,” jelasnya.

Kaka dari Komariah, Ai Hamidayah (47) membenarkan, bahwa keluarganya yang beranggotakan sembilan orang harus berbuka dengan seadanya, hanya dengan teh manis dan gorengan Rp 10 ribu.

“Iya cuma sama teh manis dan gorengan saja. Soalnya, karena banjir kita engga bisa kerja, makanya uang yang ada harus diirit-irit, jangan boros. Palingan kita makannya pas sahur karena masih ada mie sisa bantuan,” paparnya.

Karena dapur umum telah dibongkar, sambungnya, dia dan keluarganya tidak bisa makan nasi setiap berbuka puasa dan sahur. Sehingga dirinya pun berharap dapur umum tersebut kembali di buka, karena masih ada masyarakat yang terdampak banjir.

” Dulu waktu ada dapur umum enak banget, kita engga usah terlalu mikirin buat makan, karena setiap waktu berbuka dan sahur dikasih nasi. Tapi sekarang engga ada sehingga kita makan seadanya,” ungkapnya.

Tonton juga: Ridwan Kamil, Gagal jadi Gubernur DKI, Rumah Digeledah KPK

“Ya saya pengennya dapur umumnya dibuka kembali. Soalnnya sangat membantu sekali. Sekarang buat minum saja susah, engga ada galonnya dan terpaksa akhirnya harus beli,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button