Karawang
Trending

Tiga Ribu Siswa Alami Gangguan Refraksi Mata

KARAWANG, RAKA – Dinas Kesehatan Karawang mencatat sekita 3.000 siswa di wilayah kerjanya mengalami gangguan refraksi pada mata. Hal itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan kepda 19.000 siswa.

Pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), bekerja sama dengan The Fred Hollows Foundation (FHF), sebuah lembaga asal Australia, dalam program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif Saint is Believing dan Vision for Indonesia, yang telah berlangsung di Indonesia sejak 2012 dan memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Kesehatan sejak 2017.

Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Endang Suryadi, mengungkapkan bahwa program ini difokuskan pada tiga titik fasilitas kesehatan yang telah ditetapkan sebagai Vision Center di Karawang, yaitu Puskesmas Klari, Puskesmas Cilamaya, dan Puskesmas Rengasdengklok.

“Tentunya kami bersyukur Karawang terpilih oleh Kementerian Kesehatan sebagai daerah dampingan FHF untuk menangani gangguan penglihatan masyarakat.

Program ini memprioritaskan penanganan dua jenis gangguan penglihatan, yaitu katarak dan kelainan refraksi,” ujar Endang.

Sebagai bentuk komitmen dalam menangani gangguan penglihatan, sebanyak 400 pasien katarak akan mendapatkan operasi gratis melalui program ini.

Selain operasi katarak, program ini juga menargetkan pemeriksaan mata bagi pelajar di Karawang.

Dari 19.000 siswa yang telah diperiksa oleh guru yang dilatih khusus, sekitar 3.000 di antaranya terdeteksi mengalami gangguan refraksi.

“Dari jumlah ini, kami akan menindaklanjuti dengan pemeriksaan koreksi kacamata oleh Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (IROPIN). Sementara penyediaan kacamata dilakukan oleh Kabupaten Karawang,” jelas Endang.

Melalui kerja sama ini, FHF menargetkan pembagian 1.000 kacamata gratis kepada siswa di tiga kecamatan, yaitu Cilamaya, Klari, dan Rengasdengklok.

Salah satu sekolah yang telah menerima manfaat program ini adalah SMP Hubbulwathon di Cilamaya, di mana 19 siswa yang terdeteksi mengalami gangguan penglihatan telah mendapatkan kacamata.Di SMPN 1 Cilamaya, dari 150 siswa yang diperiksa oleh IROPIN, sebanyak 71 siswa membutuhkan kacamata.

Baca Juga : Cek Rutin Rutan Cegah Tahanan Kabur

Setelah pemeriksaan oleh IROPIN, kacamata akan diterima oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebelum diserahkan ke sekolah untuk dibagikan kepada siswa yang membutuhkan.

Namun, bagi siswa yang memiliki gangguan penglihatan dengan minus di atas tiga, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis mata guna memastikan penanganan yang tepat.

Endang menekankan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mata, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

“Program ini sangat bermanfaat karena membantu siswa melihat dengan lebih baik, sehingga mereka bisa belajar dengan optimal,” tutupnya.(uty)

Related Articles

Back to top button