Karawang
Trending

Age Pengurai Lalu Lintas di Bundaran Telukjambe Raya

radarkarawang.id – Di tengah bisingnya klakson dan debu jalanan, tepat di persimpangan Bundaran Telukjambe Raya, Adiarsa Timur, Karawang, seorang pria tampak berdiri tegak di bawah sengatan matahari.

Ia bukan petugas berseragam, bukan pula bagian dari instansi manapun. Tapi pagi hingga siang, namanya menjadi sandaran pengendara yang melintas.

Namanya Age, 47 tahun, warga sekitar yang juga menjabat sebagai Ketua RT. Dengan selembar kardus bertuliskan “Ubur-ubur ikan lele, hati-hati di jalan le” yang digantung di punggungnya, ia tak segan turun langsung mengatur arus lalu lintas yang padat setiap harinya. Dengan peluit di tangan dan langkah cekatannya, Age menjaga agar persimpangan itu tetap lancar.

Baca Juga : Jangan Asal Sembelih Hewan Kurban

Sudah lebih dari lima tahun, Age menjadi “Pak Ogah”, julukan populer bagi pengatur jalan nonformal di bundaran yang menjadi simpul lalu lintas kendaraan roda dua, roda empat, hingga truk-truk bertonase berat.

“Saya mulai dari pagi, biasanya sambil bawa air minum dari rumah. Duduk dulu di warung depan sini, nanti kalau sudah mulai ramai, langsung berdiri bantu atur kendaraan,” tutur Age, Senin (5/5), sambil menyeka keringat di dahinya.

Tidak ada upah tetap, tak ada gaji bulanan. Tapi Age tidak keberatan. Ia melakukannya bukan karena pekerjaan, melainkan karena rasa tanggung jawab dan kepedulian.

“Kalau enggak ada yang bantu ngatur, pasti macet parah. Kasihan juga pengendara yang buru-buru atau ibu-ibu bawa anak,” katanya dengan tawa kecil yang menyiratkan keikhlasan.

Tonton Juga : CANTIKNYA BUPATI PANGANDARAN PAKAI BAJU SATPOL PP

Meski pekerjaannya dianggap sepele oleh sebagian orang, peran Age sangat dirasakan masyarakat.

Banyak pengendara yang sudah mengenalnya, bahkan beberapa memberi air minum, rokok, atau sekadar ucapan terima kasih setiap melintas.

“Yang penting bisa makan, bisa bantu orang juga. Ada aja yang ngasih nasi bungkus, kadang rokok sebatang-dua batang. Saya syukuri aja,” ucap Age dengan nada rendah hati.

Pemerintah memang telah menyediakan petugas resmi dan rambu-rambu, namun di titik-titik sibuk seperti Telukjambe, kehadiran sosok seperti Age justru menjadi kunci kelancaran lalu lintas.

Ia tahu kapan harus menghentikan kendaraan dari arah tertentu, dan kapan harus memberi jalan.

“Kadang saya juga bantu orang yang nyebrang, apalagi kalau bawa anak kecil. Ini bukan cuma soal kendaraan, tapi juga soal keselamatan orang,” ujarnya.

Age tidak tahu sampai kapan ia akan terus berdiri di bundaran itu. Ia hanya berharap apa yang dilakukannya bisa bermanfaat bagi sesama.

“Selama saya masih kuat, masih sehat, ya saya bantu semampunya,” katanya singkat.

Di tengah hiruk-pikuk kota, Age adalah potret kecil dari semangat gotong royong yang perlahan mulai terlupakan. Ia mungkin tak memakai seragam, tak tercatat sebagai ASN, tapi dedikasinya menjaga keselamatan di jalan, tak kalah penting dari siapapun yang bertugas secara resmi.(uty)

Related Articles

Back to top button