28 Guru PAUD Dilatih Mengajar Ideal
CILAMAYA WETAN, RAKA – Memantapkan cara mendidik siswa, 28 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan guru TK di Kecamatan Cilamaya Wetan dibekali pemahaman tentang cara mengajar yang ideal, melalui training Of teacher yang digelar oleh Sekolah Dasar Edutama Life Skill (ELS) dan TK Edu Kids.
Manager Edu Kids Andi mengatakan, training for teacher ini rutin digelar tiap tahun, dengan harapan para pengajar menjadi guru yang asyik dan menyenangkan bagi siswanya. Pasalnya, dengan psikologis siswa TK dan PAUD yang komplek, staf pengajar wajib memiliki keterampilan lebih agar siswa merasa nyaman saat belajar. “Saya ingin berbagi pengalaman dan ilmu dengan guru-guru, dan sengaja mendatangkan pemateri dari Sangsurya Life School agar anak lebih nyaman di sekolah, dan menjadi guru yang menyenangkan bagi siswanya,” katanya, Sabtu (27/4).
Dari 7 TK dan 6 PAUD yang hadir, Andi berharap semuanya menjadi guru panutan yang dapat meneladani siswanya. Bukan hanya pengajaran yang disampaikan, tapi juga menjadi pendidik yang bisa mencontohkan sikap baik kepada siswa. “Kalau anak TK dan PAUD memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa SD ataupun SMP, kadang mereka berantem, bercanda, dan nangis. Makanya membutuhkan penangan yang baik juga, guru diharapkan untuk tidak menghakimi tapi merangkul mereka,” ucapnya.
Hadi Suhandi Saja, pemateri dari lembaga pendidikan dan pelatihan Sangsurya, pelatihan ini dinilai sangat penting karena dari tahun ke tahun, kreativitas guru dalam mengajar itu harus berubah menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karena pada saat ini pembelajaran yang diberikan bukan hanya menekankan kepada siswa untuk bisa nulis dan berhitung saja. Tapi, siswa diarahkan untuk memahami hidup. “Contohnya edu, kita fokus pada mendidik perilaku anak. Maka kita kenalkan mereka kepada dunia yang berbagai macam model,” katanya. (rok)
Contoh lainnya, perkembangan saat ini yang paling di gandrungi anak-anak yaitu dunia tekhnologi. Bahkan bukan anak-anak saja, banyak diantara usia muda, remaja hingga dewasa yang berubah perilaku menjadi autis ketika sudah berhadapan dengan salahsatu produk tekhnologi, yakni gadget. Salahsatu target mendidiknya, lanjut Pria berambut gondrong tersebut, di satu sisi anak harus faham dengan tekhnologi. Tapi tekhnologi itu tidak boleh menggerus mereka. “Maka, kita tanamkan sejak dini kepada anak, melalui dampingan para gurunya setelah di godok melalui pendidikan dan peningkatan kualitas tiap bulanya,” ucapnya.
Lebih lanjut, setiap satu bulan sekali, para guru Edu Kids tidak bolek tidak mengikuti materi peningkatan kualitas guru secara berkala. Pelatihan ini di anggap penting setelah melihat kasus bulying di kelas. Ia mengatakan, siswa melakukan bulying terhadap siswa lain akibat ia mendapatkan bulian di lingkungan keluarga atau di lingkungannya. Jika guru hanya menegur, bahkan menghakimi siswa pelaku bulying, itu salah. Anak belum tentu berubah. “Makanya training ini menakankan kepada pembangunan kesadaran untuk guru, bahwa dia adalah guru, guru adalah teladan, guru adalah orangtua, guru adalah kakak, guru adalah teman. Dan guru harus punya krearifitas dan memhami karakter siswa,” tegansya. (rok)