Uncategorized

Mau Kerja? Wani Piro

KUTAWALUYA, RAKA – Menjadi kota industri ternyata tidak memudahkan warga Karawang untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi hanya mengandalkan surat lamaran, harus banyak bersabar. Karena sudah menjadi rahasia umum, jika ingin mudah kerja harus membayar sejumlah uang ke calo tenaga kerja.

Hal itulah yang dialami oleh Rudi Badrudin, warga Bakankukun, Desa Sindangkarya, Kecamatan Kutawaluya. Ia baru tiga bulan menganggur setelah berhenti bekerja di salah satu perusahaan di Cikarang. Selama tiga bulan, dia mengaku untuk biaya hidup sehari-hari mengandalkan pinjaman dari orang lain. Bahkan dirinya pun sudah menggadaikan BPKB motor ke salah satu leasing. “Bahkan saya sudah mengirim lamaran ke berbagai perusahaan di daerah Karawang,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (16/5).

Ia melanjutkan, sejak dirinya tidak lagi bekerja, tiga bulan terakhir ini sudah melayangkan 50 lamaran kerja ke berbagai perusahaan yang ada di Karawang, belum lagi via email dan pos. Namun hasilnya masih nihil. Rudi menginginkan wadah untuk menaruh lamaran kerja di setiap kecamatan, agar tidak memakan biaya banyak untuk menaruh lamaran. “Bisa dibayangkan membuat satu lamaran saja bisa menghabiskan biaya tiga puluh ribu, belum lagi ongkos. Jadi sudah berapa duit tuh kalau bikin 50 lamaran,” katanya.

Rudi prihatin kepada Pemerintah Kabupaten Karawang, karena dirinya harus susah payah mencari kesempatan kerja di daerah Karawang. Padahal menurutnya Karawang memiliki tiga kawasan besar seperti KIM, Surya Cipta, KIIC, tetapi sampai sekarang belum sama sekali ada panggilan kerja.
Rudi menambahkan, saat dirinya mendatangi salah satu perusahaan untuk menaruh surat lamaran kerja, ada salah satu oknum yang menawarkan pekerjaan, tapi harus bayar. “Miris kalau sudah ada orang masuk kerja bayar, dan itu artinya mereka sudah tidak percaya dengan kehadiran pemerintah,” pungkasnya. (cr4)

Related Articles

Back to top button