Uncategorized

Murid Sedikit, Sertifikasi Sulit

Jumlah Siswa Baru SMP PGRI Klari 16 Orang

KLARI, RAKA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah selesai sebulan yang lalu, namun polemiknya masih terasa hingga saat ini. Jajang Jaenudin, seorang tenaga pengajar di SMP PGRI Klari mengatakan, saat PPDB banyak oknum sekolah yang menyalahi aturan.

Dia mencontohkan, sebagian sekolah nekat menerima siswa baru dengan alasan belum memenuhi kuota, padalah batas penerimaan dan penutupan sudah ditentukan oleh pemerintah. “Bahkan ada sekolah negeri di wilayah Klari yang nekat menerima siswa baru, padahal sudah memasuki tahap daftar ulang,” ujarnya kepada Radar Karawang, Senin (12/8).

Ia mengaku, awalnya siswa baru yang mendaftar di SMP PGRI Klari sebanyak 21 orang, tiba-tiba mencabut berkas pendaftaran dan mendaftar ke sekolah negeri. “Jadi katanya guru SD nya minta siswa masuk ke sekolah negeri itu, padahal kita lihat bahwa pada hari itu sudah dilakukan penutupan pendaftaran,” akunya.

Dampaknya, kata Jajang, kini jumlah siswa baru di SMP PGRI sebanyak 16 orang, sehingga dia hanya mengandalkan upah dari mengajar hanya sebesar Rp620 ribu. Jumlah siswa yang sedikit juga tidak dapat memenuhi syarat sebagai guru yang memiliki sertifikasi. “Sebenarnya ada bantuan dari pemerintah yaitu upah sertifikasi, itupun ada syarat yang harus dipenuhi yaitu minimal mengajar 24 jam. Tapi kalau siswanya sedikit, ya tidak terpenuhi. Otomatis kita tidak dapat bantuan,” paparnya.

Ia berharap dengan adanya sistem zonasi tidak menutup pendapatan tenaga pengajar swasta, sehingga perlu peran pemerintah untuk menyelesaikan peroalan tersebut. “Kita juga butuh makan buat anak dan istri, kita butuh bantuan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya. (mal)

Related Articles

Back to top button