Jajakan Koran, Cerdaskan Anak Bangsa
KONSISTEN: Sudah lebih 30 tahun Baihaki menjajakan koran. Dari usahanya selama ini, mampu membeli rumah serta menyekolahkan tiga anaknya hingga lulus SMA.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Istiqamah menjadi kunci keberhasilan dalam segala bidang. Termasuk dalam urusan usaha. Sebagaimana yang dilakoni Baihaki, pria kelahiran 1957 itu sudah bekerja sebagai penjaja koran di Pasar Rengasdengklok sejak tahun 1989. Hingga bisa membeli rumah di salah satu perumahan yang terdapat di daerah Rengasdengklok. Bahkan ia juga berhasil mengantarkan ketiga anaknya mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah atas. “Sebelumnya saya bersama istri tinggal di rumah orang tua, dan Alhamdulillah sekarang sudah punya rumah sendiri,” jelas Abah Ii, sapaan seharai-hari Baihaki, kepada Radar Karawang, Jumat (25/10).
Warga Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, ini mengawali jualan koran dengan cara berkeliling berjalan kaki di sekitar pasar Rengasdengklok. Setalah tiga tahun, dia membuat lapak di depan Jalan Raya Rengasdengklok yang tidak jauh dari Gang Sumur Bor yang saat ini sudah ganti nama menjadi Gang Berdikari. Sampai sekarang belum pernah pindah lapak.
Dia menjajakan berbagai koran harian, mulai terbitan lokal hingga nasional. Selain itu, dia juga menjajakan koran olahraga, termasuk tabloid mingguan. “Sekarang paling banyak saya ngambil (jualan) koran Radar Karawang. Kalau yang lain paling tiga sampai lima,” katanya.
Meski begitu ia mengakui, minat baca masyarakat terhadap media cetak mengalami penurunan dibanding empat atau lima tahun ke belakang. Walaupun begitu, Ii terus menjalankan pekerjaannya yang sudah dirintis lebih dari 30 tahun yang lalu itu.
Selain pekrjaannya yang santai dan tanpa risiko tinggi, juga secara tidak langsung, menjajakan koran menjadi salah satu cara untuk mencerdaskaan masayarakat. “Saya juga jadi bisa baca-baca sambil menunggu pembeli,” katanya yang ditemui saat tengah membaca koran.
Ii menambahkan, sebelum berjualan koran, dirinya sempat berkeling jualan martabak, bahak pernah bekerja di Jakarta sebagai tukang kredit. Namun karena ada beberapa problem, Ii banting stir berjualan koran. “Penghasilan bersih sekarang setiap hari kurang lebih 50 ribu, bahkan pernah nombok,” pungkasnya sambil ketawa. (mra)