Uncategorized

Pengasapan di Pasirtanjung Lambat

PENGASAPAN : Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang saat melakukan pengasapan di Lemahabang Wadas.

LEMAHABANG, RAKA – Hindari perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, Dinas Kesehatan Karawang lakukan pengasapan di Desa Pasirtanjung, Kecamatan Lemahabang. Hal itu dilakukan setelah adanya 2 orang korban meninggal dunia akibat serangan nyamuk penyebab demam berdarah tersebut.

Diketahui, sebelum dilakukan pengasapan, terdapat korban meninggal dunia Dahlan (65), warga Dusun Krajan 1, Desa Pasirtanjung dan warga Dusun Ciwaringin, Kecamatan Lemahabang. Keduanya diduga meninggal setelah mengidap pengakit demam berdarah dengue (DBD).

Menurut salahsatu staf Dinkes Karawang Ojat Hasanudin, pengasapan di Desa Pasirtanjung ini dilakukan setelah adanya kasus atau korban DBD, tujuannya agar penyebaran nyamuk aedes aegypti ini tidak berkembang biak dan menular kepada warga lain. “Sesuai instruksi dinas, kita lakukan pemoggingan setelah adanya Kasus Luar Biasa (KLB) seperti ini,” ujarnya.

Adapun pencegahannya, lanjut Ojat, seharusnya di lakukan oleh pihak desa melalui PSM. Mulai dari menutup genangan air yang terdapat pada kaleng-kaleng bekas, ruas bambu, bak mandi atau tempat lainnya yang memungkinkan adanya genangan air. “Terutama membersihkan lingkungan yang tempat atau keadaanya cekung, intinya yang dapat menampung air,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, P2M Puskesmas Lemahabang Karnasa mengatakan, nyamuk aedes aegypti ini biasa disebut juga jenis nyamuk menak, alias nyamuk rumahan. Karena senang berada di tempat bersih, seperti bak mandi dan biasa bertempat di gantungan pakaian. 

Lebih lanjut, dia menyampaikan, berbeda dengan nyamuk malam, nyamuk penyebab DBD ini proses menyerangnya pun di jam-jam tertentu, mulai dari jam 9-11 pagi, di lanjut jam 14-15 sore. “Makanya masyarakat jangan sampai terkecoh dengan nyamuk ini, kebersihan lingkungan harus tetap kita jaga,” ucapnya.

Sementara, menurut Kadus Agus, pengasapan yang dilakukan pihak dinkes melalui puskesmas ini dinilai lamban. Karena salahsatu masyarakatnya sudah ada yang terkapar dan menjadi korban serangan nyamuk ini. “Seharusnya pemoggingan itu kan proses pencegahan, jangan sampai sudah ada korban baru turun,” katanya.

Ia pun mengatakan, jika proses pengasapan ini baru dilakukan satu kali, ini sepanjang tahun 2019, itu pun setelah adanya korban. Seharusnya, jauh-jauh hari pengasapan dilakukan sebelum adanya korban, agar pencegahan itu bisa terlaksana dengan tepat. “Kalau pun gak dipogging, ajak masyarakat dalam proses penyadaran kebersihan. Kasih tahu juga cara-caranya agar mengerti. Kalau seperti ini bukan pencegahan nyamuk, tapi pencegahan penularan saja. Karena sudah ada korban,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button