HEADLINEKARAWANG

Gaji Horor Guru Honor

Biasa Gali Lubang Tutup Lubang

KARAWANG, RAKA – Melakoni pekerjaan sebagai guru memang cita-cita mulia. Tapi menjadi guru honorer tidak ada orang yang berharap. Karena keterbatasan kesempatan kerja, profesi itu akhirnya dipilih. Alasannya demi menyambung hidup, di samping untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kekurangan guru pegawai negeri di sekolah dasar maupun SMP di Kabupaten Karawang, pun ditutupi guru honorer. Sebagai pendidik, masa depan siswa ada di pundak mereka. Namun, pengabdian mereka dihargai ala kadarnya oleh negara. Gajinya horor. Tidak sebanding dengan beban dan tanggung jawab mereka. Gaji guru honorer pun jauh di bawah upah minimum kabupaten yang menyentuh Rp4,5 juta.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2019, Pemerintah Kabupaten Karawang memberi honor bagi guru honorer Rp900 ribu per bulan. Tak ayal, pahlawan tanpa tanda jasa itupun harus berpikir keras agar bisa menutupi kebutuhan hidupnya.

Seorang tenaga pengajar honorer, Kiki (32) mengatakan, dia mengajar di salah satu SMPN di Karawang dengan honor Rp35 ribu per jam. Dalam satu minggu dia mengajar sebanyak 24 jam. Artinya, honor yang dia terima setiap bulan adalah Rp35 ribu dikali 24 yaitu Rp840 ribu per bulan. “Pernah ada wacana katanya mau UMK. Tapi belum ada tindak lanjut lagi,” ucapnya kepada Radar Karawang.

Lain halnya dengan Yusuf (38) guru Sejarah, mengaku gaji yang diterimanya tidak kurang dari Rp1 juta. Menurutnya, upah yang diterimanya setiap bulan tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga. “Gaji sebulan cuma Rp890 ribu. Itupun ngajar lebih dari 30 jam seminggu,” ungkapnya.

Untuk menutupi kebutuhannya, dia juga menjual makanan di kantin sekolah. “Dagang kecil-kecilan, tapi tetap saja gali lubang, tutup lubang,” katanya.

Eva Fazriah (31) guru honorer Pendidikan Agama Islam yang mengabdikan hidupnya selama 11 tahun di dunia pendidikan, mengatakan setiap bulan menerima upah Rp612 ribu. Tidak ada yang lebih diharapkan oleh Eva, selain bisa menjadi pegawai negeri sipil. Dirinya berharap kepada pemerintah agar nasib guru honorer bisa diperhatikan. “Saya bangga masih bisa mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik,” terangnya.

Tenaga pengajar honorer salah satu SMK di Karawang mengatakan, gajinya sangat jauh dari UMK. Sebagai tenaga pengajar, honornya hanya Rp2.040.000 setiap bulan. “Itu honorer yang dibayar oleh provinsi. Bagaimana dengan honorer murni yang hanya digaji oleh sekolah?,” ungkapnya. (psn/nce)

Related Articles

Back to top button