Honor Tak Cukup, Otong Nyambi jadi Pemulung
BARANG BEKAS: Otong membuka barang bekas yang dikumpulkannya.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Tak cukup dengan upah sebagai petugas kebersihan, Otong (32), nyambi menjadi pemulung. Dalam sehari, bisa mendapat Rp100 ribu dari barang bekas yang dikumpulkannya.
Biasanya orang menganggap kalau menjadi pemulung itu suatu pekerjaan yang hina, padahal bekerja sebagai pemulung juga memerlukan usaha dan semangat yang keras untuk bisa menghasilkan uang, bahkan bekerja sebagai pemulung merupakan pekerjaan yang halal. Menjadi pemulung bukan juga pekerjaan yang diharapkan oleh kebanyakan orang, namun karena kebutuhan untuk hidup sehari-hari harus terpenuhi, bekerja sebagai pemulunglah menjadi pilihan, lagi pula tidak perlu melamar sebagaimana bekerja di perusahaan.
Otong, warga Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok sudah belasan tahun mencari barang bekas di tengah kota Karawang, dan berakat itu juga dia bisa menafkahi keluarganya. “Saya sudah lama nyari barang bekas ini, sekitar 15 tahunan,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (16/12).
Sekian lama Otong keliling di Kota Karawang, akhirnya dia dipercaya untuk menjadi pegawai kebersihan di salah satu desa Kecamatan Telukjambe Timur, kata Otong, sudah empat tahun dirinya bekerja jadi petugas kebersihan dengan upah satu bulan Rp500 ribu. Meski Otong sudah memiliki pekerjaan baru, tapi bukan berarti dia mengakhiri pekerjaannya yang sudah digeluti belasan tahun itu. “Sekalian kerja saya tetap nyari barang bekas juga buat uang tambahan,” ujarnya.
Hasil dari kegigihannya mengumpulkan barang bekas, setiap hari Otong bisa mendapatkan uang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Pihaknya mengaku jika mengandalkan gaji pokok sebagai pegawai kebersihan, sudah pasti akan keteteran untuk kebutuhan sehari-hari, belum lagi dia harus membayar bank emok atau bank keliling setiap minggunya Rp400 ribu ribu, sedangkan dia tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah itu. “Saya punya anak dua, yang satu SMP dan satu lagi TK, tapi belum dapat bantuan sampai sekarang,” pungkasnya. (mra)