Cikampek

Gaji Buruh Tani Rp50 Sehari

BERANI KOTOR: Meski digaji kecil, buruh tani tetap mau bekerja di lumpur sawah.

KOTABARU, RAKA – Meski penghasilan buruh tani tidak besar. Namun, ada kepuasan tersendiri menjalani pekerjaan tersebut. Sebab, selain bisa membantu ketahanan pangan juga bisa merajut tali persaudaraan.

Seperti yang tengah dirasakan Muahammad Sodikin (68), warga Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru mengaku, sudah puluhan tahun menjadi buruh tani, meski penghasilan tidak besar, namun ia tetap semangat dalam menjalankan pekerjaan tersebut. “Saya gak punya sawah, cuma sebagai buruh tani saja. Penghasilannya sih gak besar, tapi senang aja menjalani pekerjaan ini,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Minggu (29/12).

Sebab, bagi lelaki yang mempunyai lima anak ini menjelaskan, menjadi buruh tani, bisa membantu ketahanan pangan. Selain itu, bisa menjalin tali silaturahmi. “Soalnya, para kelompok buruh tani pada kompak. Kerjanya juga bisa sambil becanda dan sering makan bareng, kekelurgaan sangat tinggi,” terangnya.

Salah satu petani lainnya, Anti (52), warga Desa Kertawaluya mengatakan, meski berbeda wilayah namun kelompok buruh tani sangat kompak dan solid. “Penghasilannya tidak seberapa menjadi buruh tani. Kalau musim tandur gini biasanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp50 sampai Rp70 ribu perhari,” akunya. Selain itu, jasa petani sangat bermanfaat, karena bisa membantu ketahanan pangan. “Berkat petani, kita semua bisa makan,” pungkasnya. (acu)

Related Articles

Back to top button