Milenial Harus Pulang ke Desa
SELFIE: Sejumlah mahasiswa Unsika foto bersama Stafsus Presiden RI Aminuddin Ma’ruf.
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Staf Khusus Presiden RI Aminuddin Ma’ruf memberi kuliah umum kepada para mahasiswa di aula Kampus Unsika, Jumat (3/1). Putra daerah asal Karawang tersebut memberi materi tentang peluang dan tantangan milenial di era revolusi industri 4.0. “Adik-adik di depan semua ini adalah yang mengalami 2045, itu generasi emas Indonesia, nasib masa depan bangsa Indonesia ada di tangan kita semua, ada di tangan adik-adik,” ucapnya saat membuka materi.
Ia mengatakan, ada dua kemungkinan mengenai bonus demografi Indonesia pada 20 tahun kedepan, yakni menjadi kado emas bagi Indonesia atau sebaliknya menjadi generasi yang gagal. Ia juga mengingatkan Indonesia sudah terlibat dalam komunitas kawasan ekonomi ASEAN, dimana barang-barang produksi dan tenaga kerja bebas masuk antarnegara di dalamnya. Persaingan dunia kerja akan semakin ketat, karena mereka tidak lagi bersaing dengan sarjana kampus lain di dalam negeri, melainkan juga bersaing dengan sarjana dari luar negeri. Generasi saat ini harus bisa menyiapkan diri untuk bisa menentukan apakah akan menjadi orang yang terlibat, atau malah tertingal dalam revolusi industri 4.0.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa seberapapun usaha pemerintah membuka lapangan kerja formal, tak akan mampu menampung semua tenaga kerja yang ada. Solusi yang ada adalah membentuk pengusaha-pengusaha baru dengan prinsip localpreneur. Generasi saat ini diharapakan mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada di kampung halamannya, untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk usaha yang baru. Ia berpesan agar para mahasiswa jangan tergiur untuk melangkah pada urbanisasi dan meninggalkan kampung halaman. “Yang kedua jangan semua atau terlalu banyak bercita-cita menjadi PNS, tapi jadi entrepreneur-entrepreneur muda untuk membangun daerah membangun desanya masing-masing,” pesannya.
Ia juga memotivasi para peserta kuliah umum untuk menghilangkan rasa minder jika dirinya berasal dari daerah pelosok. Dikatakannya, saat ini semua akses telah terbuka lebar, untuk pendidikan sendiri selama mereka ada niat dan komitmen untuk terus belajar, tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih. “Kita tidak boleh minder karena anak kampung atau anak apa,” ujarnya.
Rektor Unsika Wahyudin Zarkasyi menyampaikan, hadirnya Aminuddin di kampusnya tentu akan memberi inspirasi bagi mahasiswa di kampus tersebut. Meski kuliah umum tersebut dibilang dadakan, tapi dia yakin para mahaiswa dapat mengambil pelajaran. Hal itu karena adanya tiga keunggulan Aminuddin sebagai pemateri saat itu yakni muda, asli Karawang, dan dari daerah pelosok. “Masa sih dari daerah Pakis saja bisa jadi staf presiden, yang dari kota sekolahnya sudah bagus masa engga, jadi (Aminuddin) tidak sekadar bicara tapi bisa mencontohkan,” pungkasnya. (cr5)